RESTORASI EKOSISTEM DAN KEPEDULIAN KITA

  • Whatsapp
Dr.H Kasman Jaya Saad (ist)

Makna penting dari perayaan hari Lingkungan Hidup –setiap 5 Juni- untuk mengingatkan kita tentang pentingnya alam dalam kehidupan. Tanpa alam, tanpa makhluk hidup lain, manusia tidak akan bertahan hidup, karena manusia hanya merupakan  salah satu entitas di alam semesta. Menurut Keraf (2010) Manusia hanya bisa hidup dan berkembang sebagai manusia penuh dan utuh bila menyadari kehidupannya sebagai bagian dari komunitas ekologis, selain komunitas sosial.  Dan alam merupakan unsur penentu dari kehidupan mendatang. Alam merupakan prasyarat pokok mengapa dan bagaimana pembangunan itu harusnya dilaksanakan.  

Tema yang diusung hari lingkungan hidup tahun ini adalah restorasi ekosistem. Arti restorasi ekosistem adalah  mencegah, menghentikan, dan memperbaiki kerusakan alam.  Restorasi ekosistem berarti membantu pemulihan ekosistem yang telah rusak atau rusak, serta melestarikan ekosistem yang masih utuh. Ekosistem yang lebih sehat, dengan keanekaragaman hayati yang lebih kaya, menghasilkan manfaat yang lebih besar. Restorasi ekosistem dapat mengambil banyak bentuk, mulai menanam pohon, menghijaukan kota, mengubah pola makan atau membersihkan sungai dan pantai hingga secara sederhana membuang sampah pada tempatnya. Restorasi ini dilakukan untuk membentuk generasi yang bisa berdamai dengan alam. Dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini fokus pada restorasi ekosistem dengan tema “Reimagine. Buat ulang. Pulihkan. Hanya dengan ekosistem yang sehat kita dapat meningkatkan penghidupan masyarakat, menangkal perubahan iklim, dan menghentikan runtuhnya keanekaragaman hayati,” tulis United Nation

Dengan tema restorasi ekosistem hari lingkungan hidup tersebut, maka diperlukan suatu sistem  nilai sosial dan  live style yang selaras dengan alam. Demikian halnya institusi yang ada, harus mampu  membuat  hidup  kita mendukung keberlanjutan  dengan  memaknai alam/lingkungan sebagai bagian dari kehidupan yang harus dijaga/lestari keberadaannya.  Dan tumbuhnya kesadaran ekologis yang mengakui kesatuan, keterkaitan dan saling ketergantungan antar manusia, tumbuhan dan hewan di alam semesta ini, perlu terus dipelihara dan diingatkan, terlebih dalam momentum hari lingkungan hidup seperti ini.  Kesadaran ekologis adalah kesadaran untuk menjaga keselamatan ekologis.  Keselamatan ekologis adalah keselamatan alam/lingkungan, kesalamatan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk yang hidup, termasuk di dalamnya manusia. Keselamatan ekologis dan saling ketergantungan dalam sistem kehidupan harus tetap terjaga, agar terjadi keseimbangan ekologis. Keseimbangan ekologis atau kesimbangan ekosistem adalah suatu kondisi dimana interaksi antara komponen-komponen di dalamnya berlangsung secara harmonis dan seimbang. Keseimbangan ekosistem tersebut berdampak signifikan pada keselarasan serta kesejahteraan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya dalam alam.

Kesadaran ekologis terhadap lingkungan tidak hanya bagaimana menjaga kelestarian lingkungan, akan tetapi ini sudah masuk pada kewajiban manusia untuk menghormati hak-hak orang lain. Hak orang lain tersebut adalah untuk hidup aman dalam keseimbangan alam secara murni. Sehingga kegiatan-kegiatan yang sifatnya hanya merusak, dengan melakukan penebangan pohon secara liar, sebaiknya dihindari dalam perspektif ini. Artinya ada manusia lain yang akan terpapar, kena dampak akibat perilaku yang tidak bijak yang dipenuhi syahwat keuntungan materi an sich itu. Oleh sebab itu, tindakan suatu kelompok yang hanya ingin menggapai keuntungan pribadi saja sebaiknya juga harus meletakkan rasa toleransi. Dengan begitu, bahwa kesadaran ekologis individu dan masyarakat akan lingkungannya adalah suatu bentuk dari toleransi itu. Toleransi atau sikap tenggang rasa adalah bagian dari konsekuensi logis dari kesadaran hidup bersama sebagai makhluk sosial. Melanggar konsekuensi logis tersebut berarti melanggar etika berkehidupan bersama. Dimana, sejatihnya sifat keutamaan kehidupan bersama adalah memaknai kehidupan untuk menebar kebaikan hidup bagi sesama, bukan sebaliknya menimbulkan masalah atau bencana ekologis bagi sesama. Itu sebab diperlukan kepedulian bersama, komitmen bersama untuk menjaga alam, memberi nilai pada alam. Munculnya COVID-19 juga menunjukkan betapa dahsyatnya konsekuensi dari hilangnya nilai dari alam. United Nation menyebut dengan mengecilkan area habitat alami hewan, manusia telah menciptakan kondisi ideal bagi patogen – termasuk virus corona – untuk menyebar. Dan momentum hari lingkungan hidup ini juga mengingatkan kita bahwa alam tidak boleh  dianggap remeh dan olehnya dibutuhkan kepedulian kita untuk menjaga dan mengambil  peran positif terhadap perlindungannya.(Dr. H Kasman Jaya Saad, M,Si, Dosen Universitas Alkhairaat Palu)

Pos terkait