Provinsi Gorontalo kini tengah menghadapi krisis guru yang kompeten di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, selama tiga tahun terjadi penurunan jumlah guru SMK. Didukung dengan pernyataan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo, Rusli Nusi pada akhir tahun 2024 lalu. Ia mengatakan, “Gorontalo kekurangan guru karena ada beberapa guru memasuki masa pensiun”. Selain itu ia menambahkan bahwa penerimaan guru baru sangat terbatas, sementara kebetuhuan guru terus meningkat. Selain itu, Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, I Wayan Sudiarta pernah mengatakan bahwa SMK di Provinsi Gorontalo minim guru produktif. “Fasilitas sudah ada, siswanya juga ada, namun guru produktif sesuai dengan jurusan itu tak ada”, tuturnya. Hal ini menjadi sebuah isu yang dikhawatirkan dapat menghambat kemajuan Pendidikan khususnya Pendidikan vokasi di Provinsi Gorontalo. Oleh karena itu ketersediaan program pendidikan kejuruan di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bisa menjadi solusi strategis untuk mengatasi masalah ini.
Sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Gorontalo yang memiliki program studi pendidikan kejuruan, UNG khususnya Fakultas Teknik menawarkan berbagai program studi yang berpotensi memenuhi kebutuhan akan guru SMK yang kompeten, seperti Pendidikan Vokasi Konstruksi Bangunan, Pendidikan Teknologi Informasi, Pendidikan Seni Rupa dan Desain, serta Pendidikan Teknik Mesin. Keberadaan program studi ini sangat penting untuk mencetak tenaga pendidik yang memiliki kompetensi di bidangnya.
Salah satu temuan menarik datang dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Maga Umara, dosen di Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa mahasiswa akhir dari program studi pendidikan kejuruan di UNG memiliki kesiapan mengajar yang sangat baik. Hal ini tercermin dari prestasi akademik mereka yang memadai serta motivasi yang tinggi untuk berkarir sebagai guru di SMK. Andi juga mengungkapkan bahwa mahasiswa-mahasiswa tersebut tidak hanya siap dalam hal teori, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri. Hasil penelitian ini semakin diperkuat dengan dipublikasikannya temuan tersebut di Jurnal Pendidikan Vokasi Universitas Negeri Yogyakarta, yang terindeks Sinta 2. Penelitian ini memberikan bukti nyata bahwa lulusan pendidikan kejuruan di UNG siap untuk berkontribusi langsung dalam mengatasi krisis kekurangan guru SMK di Gorontalo. “Mahasiswa dari program studi pendidikan kejuruan di UNG tidak hanya dilatih dengan kompetensi akademik, tetapi juga didorong untuk memiliki motivasi yang kuat dalam mengajar. Ini menjadi modal utama mereka dalam mengisi kekurangan tenaga pengajar yang ada di SMK,” ujar Andi Maga Umara dalam sebuah wawancara.
Lebih lanjut, Andi juga menekankan pentingnya pembekalan pengalaman praktis yang diberikan kepada mahasiswa melalui kolaborasi dengan dunia industri, sehingga mereka tidak hanya siap secara teori tetapi juga mampu mengaplikasikan ilmu yang diajarkan di ruang kelas dengan kebutuhan riil di lapangan.
Krisis kekurangan guru SMK di Gorontalo disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kurangnya guru yang memiliki kualifikasi sesuai dengan jurusan yang ada dan terbatasnya minat lulusan perguruan tinggi untuk mengajar di SMK, terutama di daerah-daerah yang lebih terpencil. Meskipun demikian, dengan adanya program studi pendidikan kejuruan yang ada di UNG, diharapkan para lulusan dapat mengisi kekosongan tersebut dan membantu meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Gorontalo.
Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo juga mengapresiasi upaya UNG dalam mencetak calon tenaga pendidik yang berkualitas. Mereka berharap agar lebih banyak lulusan dari program studi pendidikan kejuruan UNG dapat terlibat langsung dalam mengajar di SMK, guna menciptakan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri dan memperkuat daya saing para siswa SMK di pasar kerja.
Dengan dukungan dari Universitas Negeri Gorontalo dan langkah-langkah strategis lainnya, diharapkan krisis guru SMK di Gorontalo dapat teratasi, serta kualitas pendidikan vokasi di Gorontalo bisa semakin berkembang untuk memenuhi tuntutan zaman.(Andi Maga Umara, Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo)