IKTIBAR DARI OMICRON

  • Whatsapp
Dr. H Kasman Jaya, M.Si (ist)

Terinspirasi dari WhatShap seorang kawan yang kini bekerja di Amerika Serikat (USA) dan meningkatnya warga di Kota Palu terkonfirmasi covid varian omicron, tulisan ini hadir. Sebagai negara Super Power, Amerika Serikat  begitu dominan dalam kemampuannya memberi pengaruh dalam skala global. Dominasi politiknya tak mungkin dipungkiri. Kemajuan teknologinya juga tak diragukan. Pertumbuhan ekonominya mempengaruhi belahan dunia lainnya, bahkan sering kali dijadikan kiblat kemajuan peradaban suatu negeri. Dalam WhatShap kawan tersebut, menggambarkan di negeri Paman Sam, julukan negeri USA itu kini mengalami tragedi kemanusiaan yang buruk, dalam seharinya ada lebih 2000 warga USA meninggal akibat covid. “USA sekarang kekurangan tenaga kerja karena banyak yang meninggal, lebih dari 2000 orang perharinya akibat covid, orang-orang yang tua takut bekerja, imigran dibatasi dan para penghuni gelap sudah banyak yang pada balik saat Donald Trump berkuasa. Dan sekarang yang bekerja minta gaji tinggi jadinya inflasi merajalela di USA”. Demikian  awal pesan kawan itu. Melansir data worldometer bahwa Amerika Serikat menjadi negara kasus aktif corona (omicron) terbesar di dunia awal tahun ini dan jumlah kematian tertinggi akibat covid mencapai 880.515 orang atau 2.636 orang perharinya.

Lebih lanjut WhatShap kawan itu mengingatkan akan varian baru Covid di USA yang makin sukar dideteksi, “Saat ini muncul  Stealth Omicron  variant baru Covid yang tidak bisa dideteksi dengan tes PCR. Stealth Omicron memiliki daya penyebaran yang jauh lebih cepat dari pada Omicron dan juga jauh lebih mematikan dari pada Omicron. Celakanya lagi, satu-satunya obat Monoclonal Antibodi, namanya Sotrovimab, yang mampu melawan Omicron ternyata tidak mempan untuk melawan Stealth Omicron (Nama Sementara sedang diusulkan untuk dapat nama khusus sebagai Variant Covid yang baru). Dan kebanyakan yang meninggal yang belum divaksin, jadi sebaiknya tetap waspada dengan Covid”. Tutup pesan kawan itu.

Negeri Paman Sam yang demikian maju ilmu dan teknologinya, begitu kesulitan mengatasi problem pandemi covid ini, bagaimana dengan negeri ini?.  Saat ini, kembali kita diingatkan untuk tetap disiplin dengan protokol kesehatan Covid. Akibat Omicron, kota Palu kembali naik level dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi level 3, akibat angka terkonfirmasi positif covid varian omicron terus meningkat. Pertumbuhan virus corona apapun variannya sama saja tetap berbiak secara eksponensial. Pertumbuhan eksponensial ini artinya, jika jumlah kasus meningkat 2 kali setiap hari. Karena sifatnya yang eksponensial, jika dari 2 kasus pertama menjadi 4 kasus hanya butuh 2 hari. Demikian seterusnya hingga dari 1.000 kasus menjadi 2.000 kasus dan 10.000 menjadi 20.000 juga hanya dibutuhkan waktu masing-masing dua hari.  Jadi, jangan pernah meremehkan virus berukuran milimikron ini. Berdamai dengan corona bukan berarti membuat kita lengah, namun kita harus menjadikannya sebagai gaya hidup baru, normal baru (new normal), dengan meningkatkan kualitas hidup. Normal baru (new normal) ditandai dengan tata hubungan baru di tengah pandemi Covid. Gaya hidup terkait kesehatan pribadi untuk selalu menjaga kesehatan,ikut vaksinasi, selalu cuci tangan secara teratur secara baik dan benar, jaga jarak dan menggunakan masker bila melaksanakan tugas keluar rumah. Esensi menggunakan masker adalah upaya untuk melindungi orang sakit agar tidak menularkan virus ke orang lain, dengan demikian dapat menekan penyebaran virus corona tersebut. Kebiasaan baik itu, tetap patut diteruskan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan dan peradaban hidup baru yang lebih berkualitas.

Iktibar dari omicron seperti yang digambarkan dalam WhatShap kawan di atas  bahwa ilmu dan teknologi yang selalu dibangga-banggakan dan disombongkan oleh negeri adi daya itu, kini “runtuh” tak berdaya oleh makhluk mikro (virus) yang hanya berukuran milimikron dengan entitas biologi yang bersifat aseluler (tidak memiliki sel) itu. Ya, omicron itu hanya makhluk aseselur berukuran milimikron (sangat-sangat kecil), yang terus bermutasi, “seakan” menghepaskan kepongahan umat manusia di jagat bumi ini, dengan kemajuan teknologinya.  Sesungguhnya kita sangat kecil dan sama sekali tidak berdaya di hadapan Tuhan, Allah Swt.

 Virus Omicron itu adalah mahkluk-Nya. Patuh dan beribadah sesuai kehendak-Nya. Tak ada yang kebetulan, semua atas kehendak-Nya. Pandemi covid, tentu bukan sesuatu yang kebetulan. Begitu ditakdirkan-Nya. Namun kita selalu dituntut tetap berikhtiar, patuhi protokol kesehatan penanganan covid. Tetap waspada dan menyadari bahwa virus itu nyata adanya, dan terus bersangka baik bahwa semua kejadian dimuka bumi ini adalah kehendak-Nya, termasuk pandemi covid dengan variant barunya sekarang ini. Jauhi sifat takabur dan bangga dengan dosa-dosa yang dilakukan. Mari kembali menyadari akan ketakberdayaan kita sebagai manusia didepan sang pencipta, Allah Swt, sembari mengharap ampunan-Nya.(Dr. H. Kasman Jaya Saad, M.Si)

Pos terkait