Tiga Tahun Pasca Bencana, Derita Penyintas Palu Belum Berakhir

  • Whatsapp
Fatimah (63) korban likuifaksi asal Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan.(ist)

PALU- Bencana tsunami, gempa bumi dan likuifaksi sudah hampir tiga tahun berlalu. Namun derita ribuan penyintas di wilayah Palu, Sigi dan Donggala hingga kini belum berakhir. Salah satu harapan terbesarnya yakni mendapatkan hunian tetap (huntap) belum juga terwujud.

Seperti dirasakan,Fatimah (63) korban likuifaksi asal Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan. Ia menuturkan jika hingga saat ini masih tinggal di huntara Petobo meski sebagian rekannya sudah ada yang di pindahkan di huntap . ‘’sebagian memang sudah pindah namun sebagian juga masih memilih bertahan,’’ujarnya.

Fatimah membeberkan kondisi yang dialami selama tinggal di huntara . Tidak hanya melawan suhu dingin di malam hari tapi juga kesulitan untuk mendapatkan air bersih.Ketersediaan air di huntara selama ini sangat terbatas.

Disebutkan, tidak meratanya ketika ada pemberian bantuan, sebagian warga huntara ada yang mendapatkan bantuan dan sebagiannya lagi tidak mendapatkan bantuan, sehingga mereka merasa seperti di anak tirikan”Sudah satu tahun saya tidak pernah dapat bantuan, padahal kalau di fikir saya ini lansia di huntara tinggal sendiri, sebelumnya pernah dapat bantuan untuk lansia, tapi sudah satu tahun ini tidak ada lagi, seperti di anak tirikan jadinya.” Ujar Fatimah saat di wawancarai Media Sulawesi, Selasa (14/09/21)

Fatimah tidak menginginkan dirinya tahun depan harus berpuasa dan berlebaran di huntara. Alasannya huntara yang ditempati saat ini sudah mau rubuh serta banyak sisi bangunannya yang sudah rusak dan berlubang.”Saya ini sudah ingin sekali pindah ke huntap, betul-betul ingin sekali. Tapi tidak tau kenapa nama saya tidak ada keluar. Dulu pernah terdaftar di hutap 1 Tondo tapi tiba-tiba nama saya hilang. Dan sekarang ini di huntap dua saya tidak tau kira-kira nama saya terdaftar apa tidak. “Imbuhnya

Ia berharap agar bisa segera mendapatkan huntap, biar dirinya bisa menjalani hidup yang lebih layak di huntap tersebut.”Dengan kondisi seperti sekarang ini saya inginya cepat pindah. Karena sudah tidak nyaman juga di sini. Apa lagi saya ini lansia “tutupnya (NDY)

Pos terkait