PALU- Keberadaan ojek online yang sudah merambah Kota Palu sejak beberapa tahun terakhir ini menjadi alat transportasi utama masyarakat. Namun disisi lain, keberadaannya mengancam ojek konvensional. Tukang ojek mengeluhkan semakin banyaknya ojek online yang beroperasi di Kota Palu karena berdampak pada pendapatannya.
Ahyar, salah seorang tukang ojek konvensional saat ditemui media ini di tempat mangkalnya Jalan Garuda Kota Palu mengaku sejak hadirnya ojek online berdampak besar terhadap pendapatannya. Pria yang sudah tiga tahun jadi tukang ojek ini menuturkan jika dibandingkan dengan pendapatan ojek online bisa berbanding 20 kali lipat. ‘’Yah, sangat berdampak pada pendapatan kami. Kalo dibandingkan, satu berbanding 20 kali. Sangat terasa,’’akunya.
Dikatakan, meski baru beroperasi sekitar dua tahunan namun keberadaan ojek online mampu menggusur ojek konvensional Ia membandingkan pendapatan ojek online yang dalam sehari saja bisa mendapatkan pemasukan minimal Rp50 ribu sedangkan ojek konvensional paling banyak rp25 ribu sehari. Ia sendiri rata-rata setiap harinya hanya bisa mengangkut dua penumpang untuk wilayah Kota Palu dan Biromaru, kabupaten Sigi.
Namun ia mengaku salah satu alasan mengapa banyak orang lebih memilih ojek online karena selain akses yang mudah juga harga yang lebih murah di bandingkan dengan ojek konvensional.”Kadang kalau dari sini ke Inpres bayarnya 20 ribu, kalau online barangkali 15 ribu. Makannya agak beda kalau online dengan umum. Kalau ojek umum lebih di atas memang harganya,’’bebernya lagi.
Ditanya alasan tidak bergabung dengan ojek online, menurutnya karena terbentur aturan. Untuk pendaftaran itu sendiri sudah di keluarkan peraturan bahwa hanya motor yang keluaran tahun 2008 ke atas yang bisa mendaftar menjadi ojek online.”Ingin juga daftar tapi motor tidak bisa masuk dalam persyaratan. Kerena ada batas khusus yang sudah mereka patok,’’pungkasnya. (NDY)