PALU – Sedikitnya 100 pekebun sawit asal Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah mengikuti program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) kelapa sawit melalui pelatihan teknis budidaya kelapa sawit. Pelatihan itu sengaja digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama LPP Agro Nusantara dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan sebagai salah satu upaya dalam membangun dan mempersiapkan SDM industri kelapa sawit baik di sektor hulu maupun hilir.
Para petani tersebut mengikuti pelatihan selama 5 (lima) hari terhitung (25-29 Agustus 2023) di salah satu hotel di Palu. Dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tengah, Maya Malania Noor, para peserta bakal mendapatkan kelas materi tentang teori teknik budidaya tanaman sawit. Tak hanya itu, melainkan peserta juga berkesempatan mendapatkan pengalaman studi praktik langsung mengenai teknis budidaya kelapa sawit di perkebunan kelapa sawit milik PT Astra di daerah Pasangkayu. Nantinya, saat turun praktik peserta akan didampingi langsung oleh tenaga pengajar dan praktisi perkebunan.
Ketua Sekretariat Tim Pengembangan SDM- Perkebunan Kelapa Sawit Ditjen Perkebunan, Eva Lizarmi, mengatakan, bahwa petani swadaya masih menghadapi berbagai permasalahan yang perlu segera diselesaikan baik oleh pemerintah maupun pihak lain yang terlibat. Produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat masih terhitung rendah dibanding dengan perkebunan besar. “Sehingga dengan ini diharapkan kita dapat mengelola kelapa sawit ini dengan baik dan benar, melalui pelatihan ini kita mengetahui pengelolaan tanah, pemilihan bibit, hingga dengan perawatan yang baik dan benar,” jelasnya dalam sambutannya di Palu, Jumat (25/8/2023) pagi.
Menanggapi dilaksanakannya pelatihan tersebut, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Morowali Utara, Abbas Matoori, menghimbau agar kiranya ilmu yang telah didapatkan para peserta dalam pelatihan tersebut dapat diteruskan kepada teman-teman pekebun sawit lainnya. “Apa-apa yang didapatkan dari pelatihan ini bisa diteruskan ke rekan-rekan lain di Morowali Utara,” imbaunya.
Untuk diketahui, kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, industri kelapa sawit telah menyediakan lapangan pekerjaan sebesar 16 juta tenaga Kerja baik langsung maupun tidak langsung. Sejak tahun 1990, perkembangan kelapa sawit Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama luas arealnya.
Areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas perkebunan kelapa sawit Indonesia mencapai 14,99 juta hektar pada 2022. Jumlah tersebut meningkat 2,49% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang seluas 14,62 juta hektar. Dengan itu keberhasilan kelapa sawit dalam meningkatkan perekonomian Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran petani swadaya.
Pengembangan SDM kelapa sawit ini telah menjadi program yang fokus dijalankan oleh BPDPKS. Program ini merupakan bagian dari strategi integrasi hulu-hilir dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan industri kelapa sawit. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kemandirian, dan dedikasi berkebun bagi tenaga pendamping dan masyarakat pekebun kelapa sawit lainnya. Programnya terbagi ke dalam 4 (empat) fokus utama, yaitu pelatihan, pendidikan, penyuluhan, serta pendampingan dan fasilitasi.
Program pengembangan SDM sawit yang dilaksanakan di Palu merupakan pelatihan teknis budidaya kelapa sawit angkatan ke-2. Sebelumnya BPDPKS bersama dengan PT LPP Agro Nusantara telah sukses melaksanakan program pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit secara kontinyu mulai dari bulan Juni lalu di 3 (tiga) Provinsi berbeda, yakni Sumatera Selatan, Riau, dan Sumatera Utara.(SCW)