SULAWESI TENGAH tidak hanya dikenal pencetak pesepak bola yang handal. Bumi Tadulako juga memiliki pengadil sepak bola yang terkenal. Salah satunya Darwiswan SP Lumu SH (almarhum). Pria asal Kabupaten Donggala ini tidak hanya dikenal di level nasional tapi bahkan internasional. Kini, legenda wasit sepak bola Indonesia dan Sulawesi Tengah itu telah berpulang tahun 2018 lalu karena sakit. Namun ilmunya telah diwariskan dan menurun ke tiga putranya yakni MF Rifaldi, Muh Reza dan Bambang D Lumu.
Karir cemerlang Darwiswan ini tak lepas dari kiprahnya sebagai pengadil di lapangan hijau. Darwiswan dikenal tegas dan disegani oleh pemain sepak bola Indonesia terutama saat memimpin pertandingan sepak bola berlevel nasional seperti Liga Dunhil, Liga Kansas, Liga Bank Mandiri termasuk saat PON 1997 di Jakarta. Ia dipercaya memimpin sejumlah pertandingan level nasional usai mendapatkan lisensi C1 Nasional di Samarinda tahun 1991.
Kinerjanya di level nasional yang membanggakan membuat karir Darwiswan semakin meroket. Usai meraih lisensi FIFA Referee terbaik Mewakili Indonesia di Kualalumpur, Malaysia tahun 1999, Darwiswan mendapat kepercayaan memimpin sejumlah pertandingan internasional seperti AFC Champions League Tahun 1999 di Beijing Cina dan Asian Cup Winners Tahun 1999 di Brunei Darussalam serta Pra Piala Dunia zona Asia di Vietnam.
Setelah 13 tahun mengabdikan hidupnya sebagai wasit sepak bola, Darwispun mengakhiri karirnya pada tahun 2004. Kiprahnya yang membanggakan di dunia perwasitan sepak bola menginspirasi anak-anaknya. Tiga orang putranya pun mewarisi ilmu tersebut dan ikut berkiprah sebagai pengadil lapangan hijau.Mulai dari MF Rifaldi Lumu (Purnawirawan Polri), wasit C1 Nasional lulusan Ternate tahun 2004 dan Muh Reza Lumu wasit C Nasional lulusan Bali tahun 2005 (Aktif di Kepolisian Polda Sulteng). Selain keduanya. Kini, generasi pelanjut turun ke Bambang D Lumu yang baru saja mengikuti kursus wasit C1 Nasional di Palu,18-23 Juni 2021 lalu.
Kepada wartawan , Bambang D Lumu menuturkan jika cita-cita menjadi wasit nasional terinsipirasi dari ayahnya dan kedua saudaranya. ‘Yah ayah dan kedua saudara sayalah yang menjadi inspirasi saya menekuni profesi sebagai wasit sepak bola. Semoga bisa menyamai prestasi yang dicapai almarhum ayah saya. Amin,’’harapnya.
Hadirnya Bambang D Lumu dalam dunia perwasitan sepak bola Sulawesi Tengah tentunya tak lepas dari didikan sang ayah dan motivasi dari kedua saudara kandungnya. Bambang D Lumu yang saat ini kuliah di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiah Palu memiliki cita-cita dan obsesi besar untuk bisa mengikuti jejak karir ayahnya. ‘’Yah, saya akan berusaha bisa mendapatkan yang terbaik sebagai wasit sepak bola. Semoga impian itu bisa terwujud,’’pungkasnya.(syamsuddin)