PALU– Pasca bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang terjadi pada 28 September 2018, hingga saat ini terhitung sudah tiga kalender berganti. Namum proses penaggulangan pasca bencana yang telah memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi meninggalkan banyak sekali problem yang jauh dari kata selesai.
Hari ini masyarakat di Kabupaten Donggala khususnya di tiga desa Loli Dondo,Loli Pesua dan Loli Tasiburo, Senin (21/6/2021) pagi melakukan aksi unjukrasa di depan Kantor Gubernur. Aksi tersebut berkaitan dengan masalah huntap dan stimulan yang belum tuntas penyelesaiannya oleh Pemerintah Kabupaten Donggala.
Astita , salah seorang penyintas Desa Loli Pesua mengatakan tujuan dari kedatangannya ke kantor gubernur bersama dengan masa aksi lainnya yakni untuk meminta bantuan kepada Gubernur Sulawesi Tengah guna penyelesaian dana stimulan yang hingga hari ini tidak kunjung cair.” Saya bersama teman dari desa Loli Pesua meminta segera cairkan dana stimulan kami, kita sudah lama menderita di Huntara tapi sampai tiga kali kita ganti kalender masih saja kita hidup di huntara. “Ujarnya Senin(21/06/2021)
Sementara itu Koordinator aksi Putra mengatakan,sudah berulang diskusi dilakukan bersama pemerintah, namun dalam proses pelaksanaannya justru bermunculan masalah- masalah baru. “Mulsi dari data penyintas yang berantakan, lahan huntap relokasi yang terindikasi merugikan uang jegara karena berada di zona rawan bencana, pencairan dana stimulan yang diskriminatif dan menimbulkan konflik sosial antar warga hingga minimnya sosialisasi terkait hak-hak pendataan Korban bencana yang berada di zona rawan bencana.(NDY)