PALU-Kecelakaan kerja yang terjadi 24 Desember 2023 silam berupa ledakan tungku milik PT Indonesia Tshing Shang Stainless Steel (ITSS) di Kawasan PT IMIP Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali masih meninggalkan duka mendalam dan menuai sorotan dari berbagai kalangan. Sejumlah kalangan pun meminta musibah yang menewaskan puluhan korban tersebut diusut tuntas.
Kecelakaan kerja yang terjadi saat itu, diawali saat karyawan sedang melakukan maintenance tungku dan melakukan pemasangan plat pada bagian tungku tersebut di lantai 2, sehingga tiba-tiba terjadi ledakan yang mengakibatkan korban meninggal di tempat dan meninggal saat dalam perawatan di rumah sakit total sebanyak 21 karyawan baik dari tenaga kerja asing maupun tenaga kerja Indonesia.
Kejadian itu telah menimbulkan reaksi dikalangan buruh/pekerja maupun di kalangan aktivis, tak terkecuali oleh Fraksi Bersih-Bersih Sulawesi Tengah yang dipimpin oleh Aulia Hakim. Aksi unjuk rasa yang dilakukan 19 Februari 2024 lalu, di Kantor Disnakertrans Provinsi Sulawesi Tengah dan merupakan aksi yang kedua kalinya dilaksanakan setelah aksi pada akhir Desember 2023 pascaledakan smelter di PT ITSS. Aksi yang dilakukan merupakan bentuk solidaritas Fraksi Bersih-Bersih Sulawesi Tengah sekaligus meminta audiensi terkait hasil investigasi kasus ledakan smelter PT ITSS oleh pihak Disnakertrans.
Dalam penyampaiannya saat dialog di Disnakertrans Sulteng, Aulia Hakim menyampaikan beberapa hal bahwa aksi yang dilakukan sebagai tindak lanjut aksi sebelumnya mengenai kecelakaan kerja di PT ITSS Kab. Morowali, meminta agar hasil investigasi ditindaklanjuti oleh pihak Disnakertrans dan Polda Sulteng, semua pekerja harus diberikan jaminan secara menyeluruh dan juga terkait dampak dari lingkungan kerja. Terkait kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban yang berjatuhan, baik yang meninggal maupun yang luka, kami menilai bahwa Disnakertrans tidak menanggapi dengan serius masalah keselamatan kerja yang terjadi di perusahaan karena rentetan kecelakaan kerja mulai dari bulan Desember 2023 hingga tahun 2024 telah beberapa kali terjadi. Apabila Disnakertrans hanya berdiam diri, kita bisa memastikan bahwa kecelakaan kerja akan terus terjadi, maka dari itu laksanakan SOP agar tidak ada lagi kesalahan dalam perusahaan.
Saat ditemui ditempat terpisah Aulia Hakim mengungkapkan bahwa ia bersama teman-teman aksi mendatangi Kantor Disnakertrans Sulteng karena pada aksi yang pertama telah dijanjikan bahwa hasil investigasi akan dibuka secara tranparans. Ia juga berjanji akan mengutamakan audiens maupun dialog dalam menyikapi persoalan kecelakaan kerja. (sam)