Pemkab Donggala Berdayakan Penyintas Lewat Budidaya Ikan Sistem Bioflok

  • Whatsapp
Bupati Donggala Kasman Lassa didampingi Kadis Kelautan dan Perikanan Kab Donggala Ali Assegaf melepas ribuan bibit ikan nila di bioflok Desa Lero Tatari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Ahad (6/6/2021) siang.(sam/medisulawesi.id)

DONGGALA-Kondisi penyintas bencana gempa bumi dan tsunami kabupaten Donggala mendapat perhatian serius pemerintah Kabupaten Donggala. Para penyintas diberdayakan melalui program budidaya ikan sistem bioflok. Dalam waktu singkat,para penyintas pun berhasil menikmati hasilnya.

Ratusan penyintas di Desa Lero Tatari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala yang tergabung dalam kelompok budidaya ikan bioflok kembali mendapatkan bantuan bibit benih ikan nila sebanyak sepuluh ribu dari pemerintah kabupaten melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Donggala. Bibit tersebut kemudian dituang ke wadah berbentuk lingkaran berukuran empat kali empat meter untuk dibesarkan.

Bupati Donggala Kasman Lassa kepada wartawan Ahad (6/6/2021) siang mengatakan pemberian bantuan bibit tersebut sebagai bentuk kepedulian pemerintah kabupaten dalam upaya pemberdayaan warga yang saat ini masih tinggal di huntara. Melalui program itu, kata dia,  diharapkan bisa membantu perekonomian warga yang masih terpuruk pasca dilanda bencana gempa dan tsunami 28 September 2018 silam. ‘’Ini bagian pemberdayaan masyarakat terutama yang tinggal di huntara. Dan ini akan diterapkan di semua titik huntap,’’tandasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Donggala Ali Assegaf mengatakan budidaya ikan dengan system bioflok ini adalah pembesaran ikan nila air tawar. Bibit nila tersebut berasal dari balai benih ikan (BBI) di Desa Rano, Kecamatan Balaesang Tanjung. Saat ini pihaknya akan menyiapkan bioflok lainnya di seluruh titik lokasi hunian tetap yang ditargetkan rampung bulan Agutus 2021 mendatang.

Kadis melanjutkan, budidaya ikan nila bioflok ini diharapkan menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dari sektor perikanan khususnya masyarakat yang terdampak gempa bumi dan tsunami 28 September 2018 silam. Selain itu tentunya menambah pendapatan keluarga.

Sementara itu, Ketua Kelompok pembudidaya ikan  (pokdakan) Akib menyampaikan jika meski belum lama berjalan namun program bioflok sudah memberikan hasil. Terbukti, baru tiga bulan berjalan sudah bisa dilakukan panen perdana. Menurutnya, panen sesungguhnya bisa panen hanya dalam waktu dua bulan jika tidak terkendala listrik. ‘’Jadi ini sangat positif dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Harapan ke depan, bukan hanya disini tapi juga di huntara atau lainnya,’’bebernya.

Selain penyerahan bantuan bibit ikan,dalam kesempatan itu juga dilakukan panen perdana ikan nila yang sudah dibesarkan selama tiga bulan. Ratusan ekor ikan tersebut kemudian dijual dan hasilnya diberikan kepada para kelompok pengelola bioflok tersebut.(sam)

Pos terkait