PALU-Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Daerah Pemilihan Sulawesi Tengah, Muhammad J Wartabone menyebut Yoto Daeng Pawindu sebagai sosok yang berpotensi dan layak untuk menjadi pahlawan nasiuonal.
Hal tersebut disampaikan J Wartabone dalam acara pertemuan akbar dengan keluarga Raja Yoto Dg Pawindu, pejuang merah putih Sulawesi Tengah, di Desa Pewunu, Kecamatan Dolo Barat, Sulawesi Tengah, Senin, (28/2/2022).
Acara silaturahmi yang didukung PB Persaudaraan Indonesia Berdzikir itu, mendapat apresiasi dari Hj Nilam Sari Lawira, Ketua DPRD Sulteng yang merupakan politisi asal Partai NasDem, sebagai ketua umum Dewan Pimpinan Pusat Wanita Sholawat Indonesia.”DPD itu tentu melihat potensi daerah. Di Sulawesi Tengah ini, hampir semua kabupaten itu punya pahlawan daerah. Nah, pahlawan daerah ini kita lihat, berpotensi menjadi pahlawan nasional,” ujar J Wartabone, Senin malam.
Menurut J Wartabone, Yoto Dg Pawindu, yang mendapat gelar Raja 45, pernah tercatat sebagai tokoh nasional, dan punya sejarah perjuangan dalam kehidupan di tana Kaili. “Yang paling menarik, Yoto Daeng Pawindu ini, dia tokoh PNI. Dia adalah tokoh nasional, orang Kaili yang menjadi tokoh nasional pada zamannya. Kalau sejarah ini kita angkat, maka dengan sendirinya, itu mengangkat kredibilitas dan integritas kita sebagai lembah Kaili,” aku J Wartabone.
Berdasarkan catatan sejarah, Yoto Dg Pawindu dinilai sangat layak diangkat dan dinobatkan menjadi pahlawan nasional. Karena itu peran keluarga menjadi penting untuk mendorong dan mewujudkan harapan tersebut.”Tinggal bagaimana proses kita keluarga, kita secara bersama-sama, dan saya sebagai anggota DPD berkomunikasi dengan pemerintah daerah untuk memproses ini,” tandas J Wartabone.
Sebagai orang yang memiliki aliran darah suku Kaili, J Wartabone, perwakilan rakyat yang menyelesaikan tiga periode masa baktinya sebagai anggota DPRD Kota Palu, berkeinginan ada orang Kaili yang turut pula menjadi pahlawan nasional.”Harapan kita, suatu saat kita bangga dengan tokoh kita sendiri. Jadi kita orang Sulawesi Tengah, kita bangga dengan tokoh kita sendiri. Secara subjektif, etnis kita sendiri. Semua orang bangga dengan etnisnya,” tutur J Wartabone.
Harapan dan keinginan yang disampaikan keluarga besar Raja Yoto Dg Pawindu, bak gayung bersambut. Akademisi yang merupakan dosen sejarah di Universitas Tadulako dan menjabat sebagai ketua tim ahli cagar budaya Sulteng, Haliadi Sadi mengemukakan alasan yang bisa mendorong untuk mencapai gelar pahlawan nasional.
Menurut Haliadi, Yoto Dg Pawindu adalah tokoh sejarawan yang ada di Sulawesi Tengah, bahkan salah satu tokoh nasional yang ada di Pewunu, dan telah menjadi tokoh politik sejak awal abad ke 20. “Nah, pada saat itu, ketika Belanda menerapkan pajak perorangan, beliau menolak. Itu artinya posisi perjuangan beliau adalah memperjuangkan rakyat supaya tidak dibebani oleh pajak. Karena sebelum Belanda datang, pajak itu belum ada. Dia memperjuangkan hak- hak rakyat,” urai Haliadi.
Selain itu, berdasarkan catatan sejarah, Yoto Dg Pawindu sejak tahun 1930-an telah berkenalan dengan Presiden Soekarno, dan berganti aliran politik dari Partai Syarikat Islam (PSI) berpindah ke Partai Nasional Indonesia (PNI), dan bergerak bersama PNI, yang tujuan pencapaiannya adalah perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia.
Berdasarkan bukti dan saksi sejarah, Haliadi menyampaikan pendapatnya bahwa keluarga besar Yoto Dg Pawindu sebaiknya menghimpun data untuk ditulis atau dibukukan, sehingga bisa menjadi dasar untuk mengupayakan gelar pahlawan nasional.”Terutama biografi tokoh Daeng Pawindu, dan data-data yang mendukung itu, harus dikumpulkan semua,” ujar Haliadi yang turut hadir dalam pertemuan akbar tersebut.(sam)