Adnan Arsal Dinilai Tepat Digelari Panglima Damai Poso

  • Whatsapp
Para pemateri bedah buku Adnan Arsal; Panglima Damai Poso menyempatkan foto bersama sebelum kegiatan berlangsung, Jumat (21/1/2022) pagi.(syamsuddin/mediasulawesi.id)

PALU-Panglima Damai Poso yang disematkan kepada Muhammad Adnan Arsal dinilai sangat tepat oleh kalangan tokoh agama dan tokoh masyarakat Sulawesi Tengah. Peran tokoh muslim Poso saat konflik hingga kini tetap konsistens di jalur dakwah dan pengembangan pendidikan menjadi kontribusi yang tak terbantahkan.

Prof Dr H Zainal Abidin yang tampil sebagai keynote speaker dalam bedah buku Adnan Arsal: Panglima Damai Poso karya Choirul Anam menilai sosok Adnan Arsal punya andil besar dalam upaya perdamaian di Poso baik saat konflik maupun pasca konflik. Kontribusinya dalam berjuang mendamaikan konfilik yang menelan korban ribuan jiwa ini cukup besar.  ‘’Saya sependapat dengan penulis. Mendahulukan kata panglima damai itu benar dibandingkan kata panglima Poso. Artinya menonjolkan sosok ustad adnan arsal itu benar-benar panglima damai. Bukan panglima perang,’’jelas Ketua MUI Palu ini dalam bedah buku yang digelar di Swissbell Hotel Kota Palu, Jumat (21/1/2022) pagi.

Hal senada disampaikan Ketua PW Nahdatul Ulama Dr Lukman Tahir yang menilai Adnan Arsal merupakan salah satu tokoh yang punya peran besar dalam membangun perdamaian di Poso. Adnan Arsal merupakan salah satu tokoh muslim yang tidak lari meninggalkan Poso saat terjadi konflik. Selesai konflik, Adnan Arsal tetap bertahan di Poso dan fokus pada pendidikan dengan mengembangkan pesantren yang santrinya tidak hanya berasal dari warga Poso.

Demikian halnya Sekjen PB Alkhairaat Ridwan Yalijama yang menilai sosok Adnan Arsal tidak perlu diragukan kapasitasnya sebagai tokoh perdamaian di Poso. Adnan Arsal dinilai tidak hanya dekat kaum muslim tapi juga dengan nasrani. Komunikasinya dengan tokoh nasrani yang bagus juga menjadi kelebihan Adnan Arsal dalam berjuang mendamaikan masyarakat Poso.

Bedah buku yang berlangsung selama setengah hari ini mendapat respon positif dari ratusan peserta yang hadir. Terlebih beberapa peserta diantaranya pernah menjadi saksi sejarah konflik Poso serta menjadi bagian dalam upaya perdamaian Poso. Tokoh yang hadir tidak hanya dari Nahdatul Ulama, Alkhairaat tapi juga dari Muhammadiyah dan ormas islam lainnya. Tulisan Choirul Anam tentang Adnan Arsal  mengingatkan kembali akan peristiwa 20 tahun silam sekaligus menyadarkan pentingnya menjaga toleransi dan kedamaian Poso.(sam)

Pos terkait