Ahad kemarin (5/12/21), KPU Kabupaten Donggala mengundang saya untuk memberikan materi kepada kader Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) tentang pentingnya integritas pada tahapan pemilu dan pemilihan. Dan tulisan ini berkaitan dengan materi saya dipelatihan kader tersebut, tentang integritas.
Integritas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan, nilai, metode, dan prinsip. Integritas menekankan pada konsistensi moral, keutuhan pribadi, atau kejujuran. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Olehnya integritas perlu dimaknai menjadi bagian penting dari diri kita. Integritas adalah seperti apa diri dan perilaku kita. Integritas menunjukkan konsistensi antara ucapan dan keyakinan yang tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Karena banyak dari kita piawai berbicara tentang integritas, namun itu sebatas lip service sementara hatinya berisi kesombongan,iri,dendam, kebohongan dan kemarahan (emosi). Dalam hidup integritas itu senantiasa mendapat ujian yang bentuknya dapat berupa jabatan, harta, sedikit ketakutan, sedikit kelaparan, dan lain sebagainya.
Olehnya ada beberapa contoh mantan pejabat di negeri ini yang dapat dijadikan role model, yang dipenuhi integritas dalam hidupnya. Beberapa nama yang saya sebut dalam pelatihan kader itu, tak lekang oleh zaman dan selalu menjadi lagenda dalam soal integritas. Pertama Jenderal Muh.Yusuf mantan Panglima ABRI yang dikenal dengan kejujuran dan ketegasannya, bersatunya kata dan perbuatan begitu melekat dalam diri beliau. Kedua, Jenderal Hoegeng Iman Santoso, sebagai Mantan Kapolri. Hoegeng dikenal sebagai sosok yang berintegritas dan penuh kesederhanaan. Beliau tidak suka menjilat hanya untuk keuntungan dan kenyamanan pribadinya sendiri. “Yang penting dalam kehidupan manusia adalah kehormatan. Jangan merusak nama baik dengan perbuatan yang mencemarkan.”
Dan ketiga, Prof. Baharuddin Lopa sang lagenda penegak hukum yang penuh integritas. Selain jujur dan berani, sosok Lopa juga dikenal dengan kesederhanaannya dan tidak mau memanfaatkan fasilitas kedinasan di luar keperluan bekerja atau untuk urusan keluarga. Telepon dinas di rumahnya selalu dikuncinya dan ia melarang siapa pun di rumahnya memakainya. Lopa juga melarang istrinya menggunakan mobil dinas meski hanya untuk pergi ke pasar atau untuk anaknya berangkat sekolah. Lopa pernah pula mengembalikan bensin mobil dinas yang diisikan oleh rekan sesama jaksa. Selama memegang jabatan publik dan berkarier sebagai jaksa, Lopa menunjukkan integritas dirinya dengan tidak berkompromi pada hal ihwal korupsi. Ia tak gentar mengusut kasus-kasus korupsi kelas kakap yang menyangkut para konglomerat Indonesia. “Kendati kapal akan karam, tegakkan hukum dan keadilan! Jangan takut menegakkan hukum dan jangan takut mati demi menegakkan hukum!”
Sengaja ketiga tokoh ini saya tengahkan dalam pelatihan kader tersebut, karena tanpa pribadi-pribadi yang berani dan jujur, kita sulit mendapat pemilu dan pemilihan yang berintegritas. Pribadi yang berintegritas, ketika berada di wilayah abu abu akan bersikap tegas mencari dan memilih kebenaran. Begitulah integritas, harus bersemayam dalam diri, bukan sekedar di bibir. Berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar dalam integritas merupakan satu kesatuan yang menjadi tolak ukur seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau amanah yang diberikan. Sebagai Kader harus konsisten. Konsisten dapat diartikan taat patuh terhadap peraturan, kode etik, dan prinsip-prinsip moral yang diyakini kebenarannya. Konsisten dapat pula diartikan kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan perbuatan. Konsisten akan melahirkan ketegasan dan keberanian.
Olehnya bila dimaknai pemilu dan pemilihan itu sebagai bagian dalam menjalankan amanah konstitusional secara jujur dan adil, maka penting pelibatan masyarakat (kader) dengan performance yang berintegritas. Performance kader berintegritas dapat mengawal tahapan pemilu dan pemilihan terlepas dari praktek kecurangan pemilu (electoral fraud), berupa penggelapan penghitungan suara pemilih, pendaftaran calon pemilih, intimidasi bagi pemilih yang berlawanan dengan semangat dari undang-undang pemilu dan menjadi bentuk pelecehan prinsip-prinsip demokrasi. Pelaksanaan pemilu dan pemilihan dapat dikategorikan dalam pemilu yang berintegritas adalah jika pada pelaksanaannya berdasar kepada kepastian hukum yang dirumuskan sesuai dengan asas pemilu demokratis dan tanpa kecurangan. Akhir kalam, kepada kader DP3 itu saya pesankan bahwa penting menghadirkan pemilu dan pemilihan yang berintegritas, namun tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menghadirkan pelaku pemilu dan pemilihan dipenuhi integritas yang menjadi agent of change menuju pemilu yang berkualitas dan bermartabat. Integritas adalah sebuah keyakinan dalam diri yang dapat memberikan kebahagian dan kedamaian hati. Bekerja tidak semata-mata untuk mendapatkan materi atau harta, tapi yang lebih penting bagaimana setelah bekerja hati menjadi damai dan tentram. Apa artinya sebuah materi dan harta melimpah kalau diperoleh dari ketidakjujuran. Berintegritas tidak akan mengurangi kehormatan, harga diri, dan kewibawaan anda sebagai kader, justru sebaliknya makin dipercaya, dicintai, dihormati dan dihargai oleh orang-orang disekitar anda. Jackson Brown Penulis Amerika menyatakan “ Live so that when your children think of fairness and integrity, they think of Lou” (Hiduplah sedemikian rupa sehingga ketika anak-anak Anda memikirkan keadilan dan integritas, mereka memikirkan Anda.(Dr.H Kasman Jaya Saad, Dosen Universitas Alkhairaat Palu)