Budi Sylvana: Penanganan Kesehatan Haji Selalu Jadi Prioritas

  • Whatsapp
Dialog tentang kebijakan penanganan kesehatan haji Indonesia yang menghadirkan Kepala Pusat Pelayanan Kesehatan Haji, dr. Budy Silvana didampingi Dekan Fakultas Kedokteran Unisa Palu, dr. Andi Mukramin Amran dan dipandu dr Lutfiah Sahabuddin, Kamis (2/12/2021) pagi.(syamsuddin/mediasulawesi.id)

PALU-Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr Budi Sylvana, MARS menekankan, masalah  kesehatan menjadi persoalan penting bagi jemaah haji Indonesia. Apalagi jumlah jemaah haji Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya dan banyak yang mengalami gangguan kesehatan. Pemerintah Indonesia pun menyiapkan berbagai fasilitas yang memadai untuk pelayanan jemaah haji di Mekkah, Jeddah dan Madinah.

Budi Sylvana membeberkan data calon jemaah haji Indonesia di tahun 2020 lalu misalnya, yang berusia 60 tahu ke-atas itu mencapai 34 persen sedangkan yang memiliki kesehatan beresiko tinggi mencapai 68,01 persen. Adapun lima penyakit yang paling banyak diderita jemaah haji Indonesia adalah, serangan jantung, stroke, hipertensi, diabetes melitus dan asam lambung .‘’Masalah kesehatan haji ini memang mendapat perhatian serius dari pemerintah kita. Apalagi memang, jemaah haji Indonesia merupakan salah satu yang terbanyak di Mekkah,’’tandasnya saat tampil memberikan kuliah tamu sekaligus berdialog dengan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisa Palu di Aula Fakultas Kedokteran Unisa, Kamis (1/12/2021) pagi.

Pria kelahiran Aceh,46 tahun silam ini juga membeberkan jika peningkatan kematian jemaah haji terjadi saat memasuki hari ke-30 pelaksanaan ibadah haji. ‘’Kalau diawal-awal, jumlah jemaah haji masih kurang yang meninggal. Tapi setelah 30 hari ke atas, angkanya sudah mulai melonjak. Makanya perlu mendapat pengawasan serius dari petugas pelayanan kesehatan.

Untuk itulah, lanjut Budi, manasik kesehatan haji juga terus dilakukan agar memberikan informasi kepada calon jemaah haji yang intinya tentang pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan sebelum berangkat, selama ibadah haji dan setelah ibadah haji.  Tujuan manasik itu sendiri, kata dia, untuk meningkatkan pemahaman jemaah haji agar mampu memelihara kesehatan dan mencegah resiko kesehatan secara mandiri sehingga dapat menjalankan ibadah haji sesuai syariat islam.

Budi berharap, Fakultas Kedokteran Unisa juga bisa terlibat dalam pelayanan kesehatan haji khususnya di tingkat provinsi Sulawesi Tengah. Apalagi jumlah calon jemaah haji asal Sulawesi Tengah juga terus meningkat.

Sementara itu, Rektor Universitas Alkhairaat Dr Umar Alatas saat membuka kegiatan tersebut mengapresiasi langkah fakultas kedokteran Unisa yang menjalin kerjasama dengan pihak pusat kesehatan haji Indonesia. Menurut Rektor, kegiatan tersebut tentunya merupakan bagian dari tri dharma perguruan tinggi dan memberikan nilai plus bagi kampus Unisa Palu. ‘’Kita tentunya sangat mengapresiasi langkah ini sebagai bagian dari tri darma perguruan tinggi. Melalui kegiatan ini bisa memberikan nilai plus buat kampus Unisa,’’ungkapnya.

Ungkapan serupa disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran dr Andi Mukramin Amran yang menyampaikan jika kegiatan tersebut selain sebagai bagian tri darma perguruan tinggi juga sejalan dengan visi misi fakultas kedokteran Unisa yakni menjadi program studi kedokteran yang berkarakter islami dan berwawasan kesehatan matra dengan perhatian utama pada kesehatan lapangan tahun 2024. Dalam kegiatan kuliah umum ini, turut hadir Wakil Walikota Palu dr Renny Lamadjido dan sejumlah tamu undangan.(sam)

Pos terkait