PALU- Puluhan massa yang tegabung dalam Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI) Sulawesi Tengah terkait langkanya bahan bakar minyak serta dugaan adanya pengisian tangki siluman serta penimbunan solar. Akibatnya, situasi tersebut sangat di rasakan oleh buruh transportasi yang harus menghabiskan waktu hingga berhari-hari untuk mengantri solar.
Sekertaris FNPBI Jois. L mengatakan bahwa tuntutan kali ini adalah meminta kepada pemerintah khususnya Sulawesi tengah agar tidak ada pembatasan terkait solar. Karena hal tersebut sangat berpengaruh kepada pendapat para supir kontainer.”Semua ini berawal dari keresahan kami para supir kontainer karena ada pembatasan BBM yaitu solar, karena mereka ini merupakan retribusi untuk masuk ke kota palu. Dan di Pantoloan sana merupakan perputaran ekonomi di kota palu. Sehingga dengan di jatahnya pembelian solar membuat pendapat para supir menjadi berkurang.”ujar sekertaris FNPBI tersebut saat di wawancarai Media Sulawesi Di depan Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tengah Jl. Samratulangi
Karena hal itu para aksi demo tersebut meminta kebijakan pemerintah kota dan provinsi untuk mengeluarkan sebuah kebijakan agar tidak melakukan pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM). Karena dikhawatirkan jika pembatasan tersebut masih terjadi maka bisa menyebabkan kelangkaan sembilan bahan pokok.”Sebenarnya kelangkaan ini sudah lama tapi tidak pernah ada kejelasan, sebelumnya kita juga pernah melakukan aksi namun yang saat ini lebih parah dari sebelumnya karena pembatasan. Kita hanya di jatah Rp250 ribu satu mobil. Sementara untuk fullnya tangki itu sampai Rp700 ribu lebih”jelasnya
Untuk itu Jois. L berharap agar pihak pemerintah bisa mengatasi permasalahan tersebut, agar para sopir kontainer dan juga buruh bisa menjalani pekerjaannya dengan baik, tanpa harus ketakutan kehabisan bahan bakar. (NDY)