Urgensi Keterampilan Hijau bagi Pendidikan Kejuruan

  • Whatsapp
Mohamad Riyandi Badu (ist)

Akhir-akhir ini kita mulai mendapati bahwa istilah “Green” mulai disandingkan ke banyak hal, misalnya Green Economy, Green Job hingga Green Skill. Hal ini tentunya merupakan respon terhadap aktifitas yang belum mencerminkan aspek Green (dalam hal ini tidak mempedulikan lingkungan) yang dilakukan manusia, sehingganya penyematan tersebut diharapkan mampu menjadi pembeda dari aktifitasnya sebelumnya.

Berkembangnya isu lingkungan dan prioritas terhadapnya menyebabkan Keterampilan Hijau (Green Skill) perlu dimiliki oleh setiap orang, terlebih bagi pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan sangat erat kaitannya dengan dinamika yang terjadi pada Industri, karena pada dasarnya pendidikan kejuruan menghasilkan lulusan yang siap untuk bekerja. Sedangkan disaat yang sama, industri mulai memperhatikan isu lingkungan dan dampaknya sehingga terjadi pergeseran terhadap paradigma keterampilan kerja selain keterampilan dasar dimasing-masing pekerjaan mereka.

Pavlova (2008) menyatakan bahwa Keterampilan Hijau dapat diukur dari tiga hal yaitu, kompetensi kognitif, kompetensi teknologi dan kompetensi intrapersonal dan interpersonal. Definisi lainnya dari European Centre for the Development of Vocational Training (CEDEFOP, 2012) keterampilan hijau adalah  pengetahuan, kemampuan, nilai dan sikap yang dibutuhkan untuk hidup, mengembangkan dan mendukung masyarakat untuk mengurangi dampak aktfitias manusia terhadap lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, keterampilan hijau memiliki pengaruh terhadap proses dalam industri.

Misalnya pada bidang proses industri manufaktur atau teknik mesin, isu lingkungan menyebabkan perubahan terhadap perencanaan serta proses didalamnya. Misalnya pada proses desain, hal yang dipertimbangkan misalnya apakah sumber energi yang digunakan terbarukan atau tidak. Selain itu juga, bahan maupun material yang digunakan dapat didaur ulang. Kemudian pada prosesnya, langkah kerja yang dilakukan mampu meminimalisir limbah. Bahkan, limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali oleh industri.

Bagi pendidikan kejuruan, keterampilan hijau perlu diperkenalkan bahkan diintegrasikan dalam pembelajaran sehingga lulusannya mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan industri tempat mereka bekerja.(Mohamad Riyandi Badu, Dosen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Gorontalo)

Pos terkait