PALU – Sebanyak 18 jurnalis mengikuti pelatihan menulis feature di Palu, Sabtu (14/10/2023) sore. Pelatihan itu digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu yang merupakan salah satu program kerjanya.
Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi AJI Palu, Mochammad Subarkah mengingatkan jurnalis jangan mudah berpuas diri dengan ilmu yang dimiliki di era teknologi yang terus berkembang saat ini. “Kembangkan terus kemampuan menulis. Dengan itu jurnalis bisa berkontribusi pada kehidupan masyarakat dalam skala luas, karena menurunkan karya jurnalistik yang berkualitas,” ujarnya saat membuka pelatihan.
Senada dengan itu, mantan jurnalis Mingguan Alkhairaat dan Bisnis Indonesia turut menambahkan. Ia menyebut medium belajar kini sudah tersedia. Baik melalui pelatihan seperti yang dilakukan AJI Palu maupun ilmu jurnalistik yang diperoleh pada diskusi online. “Ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan jurnalistik teman-teman semua,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Koordinator Divisi Pendidikan AJI Palu, Aldrim Thalara menjelaskan, pelatihan ini sebagai bagian dari amanat konferta AJI Palu untuk meningkatkan kapasitas jurnalis di daerah ini. Tak hanya berlaku bagi jurnalis di dalam anggota AJI Palu, tapi juga bagi kawan-kawan lainnya. “Kami mengundang teman-teman di luar anggota AJI Palu untuk bisa ikut dalam pelatihan ini,” ajaknya.
Lanjut Aldi, sapaan akrabnya, ia menyebut kedepan masih akan ada pelatihan serupa yang akan digelar AJI Palu. Pelatihan-pelatihan serupa dilakukan sebagai respon atas ilmu jurnalistik yang terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.
Adapun pemateri pada pelatihan tersebut diantaranya Amran Amier, Ketua AJI Palu periode 2006-2009, dan Ketua AJI Palu saat ini, Yardin. Pada pelatihan itu banyak mengulik tentang perbedaan hard news, news in-dept dan feature. Amran menyebut liputan mendalam (in-dept) membutuhkan cantolan peristiwa (newspage) sedangkan feature tidak mesti terikat pada peristiwa itu. “Makanya feature itu berita yang tidak basi,” ucap mantan jurnalis Majalah Gatra ini.
Selanjutnya, mantan redaktur di koran MAL tersebut menjelaskan, menulis feature adalah soal kemampuan memanfaatkan seluruh Indra jurnalis dalam mendeskripsikan peristiwa yang bakal ditulisnya. Namun, ia mengingatkan fokus pada tema tetap harus diperhatikan. “Jangan karena keasyikan mendeskripsikan peristiwa lalu melebar kemana-mana dan kehilangan fokus. Makanya outline tetap penting sebagai acuan sebelum menulis,” ulasnya.
Pada pelatihan itu juga, Amran sempat memberi pelatihan singkat menulis lead atau teras berita yang direspon dengan sangat antusias oleh seluruh peserta. Pelatihan itu pun disambut positif dari para peserta. Salah satunya yaitu Mughni Mayah jurnalis tutura.id. Ia menyebut pelatihan ini menjadi penting bagi para jurnalis muda untuk meningkatkan kompetensi.
“Perhatian kali ini sudah sangat membantu kami. Pelatihan ini diharapkan lebih sering untuk melatih kami untuk memperkaya khasanah tulisan kami sebagai jurnalis,” harapnya.(SCW)