Telan Dana Rp16 Miliar, Jalur Segitia Petasia-Lembo dan Kolonodale Kian Mulus

  • Whatsapp
Konektivitas darat segitiga antara Kecamatan Lembo, Petasia Barat dan ibu kota Morut di Kolonodale, kini semakin mulus, jauh dari kondisi setahun sebelumnya.(ist)

MORUT – Konektivitas darat segitiga antara Kecamatan Lembo, Petasia Barat dan ibu kota Morut di Kolonodale, kini semakin mulus, jauh dari kondisi setahun sebelumnya, setelah proyek peningkatan jalan Tinompo-Onepute, Korolama-Koromatantu dan Tiu-Tontowea yang menyerap dana sekitar Rp 16 miliar selesai dikerjakan.

“Sekarang sudah enak sekali pak, jual ikan gabus dari Petasia Barat ke pasar Kolonodale dan pasar Beteleme sangat lancar karena jalan sudah mulus,” kata seorang pedagang ikan yang mengaku bernama Ape, yang sering melintas di ruas Sampalowo-Kolonodale dan Sampalowo-Beteleme.

Ditemui saat melintas di ruas jalan Onepute dan Korowalelo, Ape mengatakan bahwa dari Sampalowo ke pasar Beteleme ia hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit, begitu juga Sampalowo ke Kolonodale.

Sebelum jalan Onepute-Tinompo diaspal, ia harus memutar ke Tompira bila hendak ke pasar Beteleme dan perjalanan itu menghabiskan waktu lebih satu jam.

Pilihan Redaksi :  Cegah Radikalisme, FKPT Sulteng Terapkan Gembira Beragama

Pedagang ikan laut dari Kolonodale yang mau jualan di Pasar Beteleme dan di desa-desa di Kecamatan Lembo dan Lembo Raya, kini lebih nyaman lewat Onepute dan Korowalelo karena jarak lebih dekat dan relatif sepi kendaraan ketimbang lewat Tompira. “Morut yang sehat, cerdas dan sejahtera (SCS) semakin nyata,” ujarnya sambil menaikkan dua jempolnya dari atas sepeda motor.

“Luar biasa pak Bupati Delis yang begitu cepat merespon aspirasi rakyat dengan meningkatkan jalan-jalan kabupaten menuju Petasia Barat sehingga memperlancar hubungan darat antara Kecamatan Lembo, ibu kota Kolonodale dan Petasia Barat,” ujar Jhoni, seorang ASN yang tinggal di Beteleme namun bekerja di Kolonodale.

Perjalanan ke dan pulang kantor Beteleme-Kolonodale, kata ASN di Dinas Perikanan itu, kini lebih cepat dan nyaman lewat Korowalelo dan Onepute, sebab jarak tempuh lebih pendek sekitar enam kilometer dibanding lewat Tompira. Kendaraan juga lebih sepi dan udara lebih segar.

Pilihan Redaksi :  Cegah Radikalisme, FKPT Sulteng Terapkan Gembira Beragama

Jurnalis MCDD yang melintas di ruas jalan Tinompo-Onepute, Selasa, menyaksikan karyawan PT. Donggala Sentral Sulawesi menangani tahap akhir pengaspalan jalan dari Tinompo menuju Korowalelo yang menelan dana lebih Rp 6 miliar itu.

Saat ini, pengaspalan telah diselesaikan. Memang ada ruas sekitar 900 meter antara Korowalelo ke arah Onepute yang tidak diaspal karena dana pengaspalannya dialihkan untuk mengaspal jalan dalam desa Korowalelo.

Sedangkan ruas Korolama ke Koromatantu dan Tiu-Tontowea juga sudah selesai dikerjakan sehingga arus lalulintas lebih lancar dan nyaman.

Memang masih ada ruas yang berlubang-lubang di dalam desa Mondowe serta ruas antara Mondowe sampai ke Tiu, namun lubang-lubang itu tidak terlalu menghambat arus lalu lintas.

Pilihan Redaksi :  Cegah Radikalisme, FKPT Sulteng Terapkan Gembira Beragama

“Mudah-mudahan tahun ini bupati Morut bisa mengalokasikan lagi dana untuk menutupi lubang-lubang di antara Mondowe-Tiu,” ujar Yuslin, seorang warga Kolonodale yang setiap minggu harus ke Tontowea karena memimpin sebuah gereja di desa itu.

Bupati Morut Delis J. Hehi menyebutkan bahwa pihaknya juga sudah menangani ruas jalan antara Tontowea ke Era, Kecamatan Mori Utara, sehingga nantinya hubungan darat dari Kolonodale ke Mayumba, Kecamatan Mori Utara dan Tomata, Kecamatan Mori Atas, tidak perlu lagi memutar ke Beteleme dan Kolaka.

“Kecamatan Petasi Barat akan menjadi daerah yang ‘seksi’ bagi masyarakat dan untuk kepentingan investasi sebab akses daratnya semakin lancar dan banyak pilihan. Mudah-mudahan ruas Tontowea-Era segera bisa dilewati dengan lancar,” ujar Delis yang baru 21 bulan memimpin Morut itu.(RUD)

Pos terkait