INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU

  • Whatsapp
Dr.H. Kasman Jaya Saad, M.Si (ist)

Tak bosan saya mengingat bagi penyelenggara pemilu untuk menjaga integritas. Terlebih saat ini proses rekrument anggota KPU propinsi Sulawesi Tengah periode 2023-2028 tengah berlangsung. Data dari panitia Tim Seleksi mengumumkan 60 orang calon anggota KPU lulus seleksi administrasi. Dalam tahapan tes tertulis, meski berlangsung obyektif karena menggunakan metode Computer Assisted Test (CAT), demikian halnya tes psikologi dan kesehatan, namun tahapan ini belum menguji integritas calon, lebih menguji kemampuan pengetahuan pemilu, kapasitas “mental” dan kesehatan calon. Disinilah peran tim seleksi untuk melakukan kerja-kerja baik, independen dan profesional dalam menelisik jejak rekam sang calon (termasuk rekam jejak digitalnya). Beberapa nama yang saya kenal layak hadir sebagai penyelenggara pemilu karena rekam jejaknya “penuh integritas” dan independesi tak diragukan, namun beberapa nama (saya kenal) sebaliknya. Disini integritas tim seleksi juga dipertaruhkan, mengingat tim seleksi dipastikan akan menghadapi banyak tekanan, godaan dan lobi dari para peserta seleksi, elit-elit politik serta dari kerabat atau saudara, ataupun bahkan titipan-titipan dari organisasi yang telah membesarkan nama anggota tim seleksi.

Integritas merupakan gambaran diri seseorang dalam suatu kelompok atau institusi yang terlihat dari perilaku dan tindakan sehari-hari. Integritas sesungguhnya menunjukkan konsistensi antara ucapan dan keyakinan yang tercermin dalam perbuatan sehari-hari. Jamak terlihat, banyak orang yang hanya  berbicara sebatas di bibir saja sedangkan hatinya berisi kesombongan, iri, dengki, dendam, dan penuh emosi (amarah).

Pengertian integritas dalam nilai-nilai penyelenggaraan pemilu adalah berpikir, berkata, ketaatan, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik (Asas Pemilu) dan prinsip-prinsip moral dalam penyelenggaraan pemilu. Integritas semestinya diawali dengan berpikir bukan sekedar berkata-kata. Berpikir melahirkan pengetahuan, pemahaman, nilai, keyakinan dan prinsip. Orang yang hanya berkata tanpa memikirkan terlebih dahulu dapat mengakibatkan penyesalan dikemudian hari, menyakiti perasaan orang lain, dan bahkan dapat menimbulkan kebencian. Orang yang memiliki integritas biasanya berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara sehingga perilaku dan tindakannya sesuai dengan apa yang diucapkan. Socrates melontarkan pikiran menarik bahwa, “dengan pikiran, seseorang bisa menjadikan dunianya berbunga-bunga atau berduri-duri”. Jadi, kita adalah apa yang kita pikirkan. Pikiran senang membuat kita senang, berpikiran tidak bisa membuat kita tidak bisa. Pikiran bisa membuat kita bisa dan pikiran berani membuat kita berani. Hal sama disampaikan Dr. Ibrahim Elfiky bahwa pikiran positif menghasilkan perbuatan dan hasil yang positif. Integritas harus dimulai dengan berpikir positif. Orang yang berpikir positif akan mengatakan kata-kata yang positif dan dalam berperilaku dan bertindak positif. Berpikirlah positif maka apa yang ada disekitar kita kelihatan ikut positif.

Seseorang yang benar memiliki sebuah intergitas adalah mereka yang dapat diberi kepercayaan lebih. Kepercayaan sebagai penyelenggara pemilu, mengawal demokrasi di daerah ini. Hal ini tentu harus didasarkan pada kesesuaian antara perilaku dan ucapannya, dengan rekam jejak yang nyata berintegritas. Dan integritas mencerminkan seseorang dengan suatu ciri yang transparan, tulus, jujur, bertanggungjawab, dan objektif.

Kenapa penting integritas bagi penyelenggara pemilu, karena pada lembaga penyelenggara pemilu ini harapan Pemilu berkualitas ditambatkan. Pemilu akan berjalan sesuai aturan bila orang-orang yang mengisi lembaga pemilihan adalah mereka yang berintegritas. Dan pelaksanaan pemilu dapat dikategorikan dalam pemilu yang berintegritas adalah jika pada pelaksanaannya berdasar kepada kepastian hukum yang dirumuskan sesuai dengan asas pemilu demokratis dan tanpa kecurangan. Tanpa penyelenggara pemilu yang berintegritas tak akan didapatkan pemilu yang berintegritas. Olehnya apapun cobaan, tantangan, ujian yang dihadapi, penyelenggara pemilu harus tetap berpegang teguh pada integritas. Penyelenggara pemilu yang dipenuhi  integritas akan menjadi agent of change menuju pemilu yang berkualitas dan bermartabat.  Integritas adalah sebuah keyakinan dalam diri yang dapat memberikan kebahagian dan kedamaian hati. Bekerja tidak semata-mata untuk mendapatkan materi an sich, tapi yang lebih penting bagaimana setelah bekerja hati menjadi damai dan tentram. Apa artinya sebuah materi melimpah kalau diperoleh dari ketidakjujuran. Berintegritas tidak akan mengurangi kehormatan, harga diri, dan kewibawaan seseorang, justru sebaliknya makin dipercaya, dicintai, dihormati dan dihargai oleh orang-orang disekitarnya. Jackson Brown Penulis Amerika menyatakan “ Live so that when your children think of fairness and integrity, they think of you” (Hiduplah sedemikian rupa sehingga ketika anak-anak anda memikirkan keadilan dan integritas, mereka memikirkan Anda).

Maka  dalam rangka mencapai tujuan pemilu yang bersih dan berkualitas yang menjamin derajat kompetisi yang sehat, partisipatif dan memiliki mekanisme pertanggung jawaban yang jelas  maka integritas penyelenggara pemilu mutlak diperlukan dalam melaksanakan seluruh tahapan pemilu. Kita merindukan suatu suguhan  pelaksanaan pemilu   dengan bersih dan berkualitas dan  kepada mereka yang bernama penyelenggara pemilu yang berintegritas kita sandarkan kepercayaan itu.(Dr. H. Kasman Jaya Saad, M.Si, Dosen Universitas Alkhairaat Palu)

Pos terkait