Hari Disabilitas Internasional, Ini Aksi Puluhan Difabel Sulteng

  • Whatsapp
Sebagai puncak dari rangkaian kegiatan Hari Disabilitas Internasional, puluhan difabel menggelar pentas seni di Millenium Waterpark Palu, Minggu (4/12/2022) siang.(ist)

PALU- Memperingati hari disabilitas internasional, lebih 60 difabel dari berbagai daerah di Sulawesi Tengah menggelar berbagai kegiatan. Selain kegiatan sosial, mereka juga melakukan pentas seni. Kegiatan tersebut berlangsung sejak 30 November hingga 4 Desember 2022. Hari Disabilitas Internasional sendiri diperingati setiap 3 Desember.

Sebagai puncak dari rangkaian kegiatan Hari Disabilitas Internasional, puluhan difabel menggelar pentas seni di Millenium Waterpark Palu, Minggu (4/12/2022) siang. Pentas seni meliputi tari-tarian, baca puisi dan pagelaran music yang semuanya dimainkan oleh penyandang disabilitas baik laki-laki maupun perempuan. Menariknya, karena mereka mengenakan pakaian adat dari berbagai suku di Sulawesi Tengah. Termasuk pakaian adat Tionghoa. Turut hadir Wijaya Chandra, pembina Rumah Merah Putih sebagai rumah singgah 15 penyandang disabilitas di Palu.

Panitia Pelaksana, Dewi Santiana kepada mediasulawesi.id Minggu (4/12/2022) malam menyampaikan peringatan hari disabilitas internasional di Kota Palu dilakukan dengan berbagai kegiatan sejak 30 November hingga 4 Desember 2022. Mulai dengan membesuk penyandang disabilitas lumpuh layu dan tumor mata berusia delapan tahun di Desa Abbajareng, Kabupaten Tolitoli. Kemudian tanggal 2 Desember 2022 mengunjungi Lapas Anak Kelas 2 Palu (LPKA) dan diakhiri dengan kegiatan pentas seni di Millenium Waterpark Palu.

Dewi mengatakan, peringatan Hari Disabilitas Internasional tahun ini bertemakan . Solidaritas Difabel Berkarya. Berkarya Untuk Indonesia dan Bergerak Untuk Disabilitas. Pada puncak kegiatan, lanjutnya, dilakukan kegiatan pentas seni dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai Suku di Sulawesi Tengah. Tujuannya, kata dia, untuk membuktikan kalau penyandang disabulitas juga mencintai kebudayaan Sulawesi tengah dan menghargai perbedaan budaya meski di tengah keterbatasan.

Dewi berharap di tahun mendatang, bisa lebih baik dan berkarya untuk Sulawesi tengah khususnya Kota Palu. Kami mberharap bisa memberikan yang terbaik untuk penyandang disabilitas. ‘’Pembina selalu mengajarkan dan memotivasi kami untuk terus berkarya dan bekerja,’’pungkas pengurus Rumah Merah Putih Solidaritas Difabel Berkarya tersebut.

Sementara itu, Wijaya Chandra, Pembina Rumah Merah Putih sebagai Rumah Singgah Penyandang Disabilitas di Kota Palu sangat mengapresiasi kegiatan tersebut dan salut dengan penampilan para difabel khususnya dalam kegiatan pentas seni. Wijaya secara khusus memuji kemampuan para difabel dalam berolah vokal maupun memainkan musik. ‘’Luar biasa. Kita salut sama mereka yang meski memiliki keterbatasan tapi punya kemampuan bagus baik dalam memainkan alat music maupun menyanyi dan membaca puisi. Patut kita apresiasi. Saya kira ini harus jadi perhatian pihak terkait dan turut peduli dengan para penyandang disabilitas ini,’’harapnya.(sam)

Pos terkait