PALU-Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu berimbas pada naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok. Hal ini tentunya berdampak signifikan terhadap kondisi perekonomian masyarakat, khususnya tingkat ekonomi lemah. Mereka sangat merasakan dampak kenaikan tersebut dan berharap adanya kenaikan UMP dan UMK tahun depan (2023,red)
Ketua Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Provinsi Sulawesi Tengah Hendrik Hutabarat mengatakan kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jelas sangat berdampak kepada perekonomian masyarakat. Pasalnya, akibat kenaikan harga BBM tersebut langsung diiringi dengan melonjaknya sejumlah harga kebutuhan pokok.
Dampaknya, lanjut Hendrik, kenaikan harga ini membuat masyarakat kurang mampu atau berpenghasilan rendah resah. Kenaikan ini juga berdampak pada meningkatkanya inflasi. Salah satu kelompok masyarakat yang sangat merasakan hal tersebut adalah buruh. Jumlah buruh di Sulawesi Tengah pun cukup besar dan mereka menghidupi sekian banyak anggota keluarganya. ‘’Jadi kenaikan harga BBM itu memberikan pengaruh besar terhadap naiknya harga kebutuhan pokok. Masyarakat termasuk buruh pun merasakan dampaknya,’’terangnya.
Melihat kondisi tersebut, kata dia, tentunya harus menjadi perhatian serius pemerintah provinsi Sulawesi Tengah . Pemerintah daerah harus memikirkan nasib masyarakat terutama kelayakan hidup kaum buruh. Ia pun berharap Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) maupun Upah Minimum Kota (UMK) pada tahun 2023 mendatang.
Ia juga berharap masalah tersebut hendakhya menjadi perhatian khusus Dewan Pengupahan serta pertimbangan yang adil fokus untuk berjalannya perputaran ekonomi khususnya di Propinsi Sulawesi Tengah. ‘’Serta terjangkaunya daya beli kaum pekerja dengan naiknya upah dengan seimbang kebutuhan dan pengeluaran seorang pekerja,’’tutupnya. (sam).
