POSO- Balai Karantina Pertanian Palu telah musnahkan daging babi beku sebanyak tujuh ton di Kabupaten Poso, Senin (25/4/2022). Daging babi yang berasal dari Jakarta tersebut dimusnahkan akibat positif HPHK (hama penyakit hewan karantina) ASF (African Swine Fever) sesuai hasil pemeriksaan Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros.
Seperti yang telah diketahui bahwa ASF adalah jenis virus yang menyebabkan penyakit demam babi afrika, penyakit ini bagi babi sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 % sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Kepala Karantina Pertanian Palu, Amril S.Sos., MM, mengungkap pemusnahan daging babi terinfeksi ini merupakan tindakan preventif untuk memutus penyebaran penyakit ASF ini di Sulteng. Daging babi terinfeksi sebanyak 7 ton dimusnahkan dengan cara dibakar agar tidak terjadi penyebaran penyakit ke ternak lainnya.
“ASF ini menjadi perhatian utama dan sangat mewaspadai untuk cegah tangkal masuk di Sulteng karena penyebarannya sangat cepat dan mengancam mata pencaharian peternak babi.”ujar Amril.
ASF merupakan HPHK golongan 1 yang disebabkan oleh virus. Sampai saat ini ASF belum ditemukan obat dan vaksin yang dapat menangkal HPHK tersebut. Virus ASF pada daging babi dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama sehingga berpotensi menjadi sumber penyebaran penyakit yang dapat menyebabkan kematian tinggi pada ternak babi.
Selain itu, Daging babi diamankan dan disita tim balai karantina saat melintas di desa Kawende. Informasinya, daging babi bermasalah ini akan dibawa ke salah satu perusahaan tambang raksasa di Bahodopi, Kabupaten Morowali.
“Tujuan kita memusnahkan babuk daging babi bervirus ini adalah untuk melindungi masyarakat. Karena kita berkomitmen mencegah virus ASF masuk wilayah kita, dan sampai saat ini Sulteng masih zero dengan virus ASF.”jelasnya
Sementara itu Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Poso, Suratno, M.Si, sangat mengapresiasi langkah tegas Balai Karantina Pertania Sulteng. Dan atas nama pemerintah dan masyarakat Poso, dirinya juga menyampaikan terimakasih karena pihak Balai Karantina Pertanian Sulteng telah melindungi sekaligus menyelamatkan usaha ternak babi masyarakat Poso.
“Kalau daging babi bervirus ini lolos dipasaran tentu akan mengancam keselamatan ternak babi masyarakat Poso. Kalau itu terjadi alangkah meruginya masyarakat kita.”ucapnya.(NDY)