PALU- Jika di Institut Teknologi Sumatera (Itera) hanya mempunyai 6 orang Bakal Calon (Balon) Rektor periode 2022-2026, maka di Universitas Tadulako cukup melipah. Pasalnya, saat ini Universitas Tadulako sudah berkembang pesat. Sangat berbeda di zaman saya masih kuliah tahun 90-an. Oleh sebab itu, apa yang terungkap di media online bahwa tidak lama lagi Untad akan segera membentuk panitia Pilrek sekitar Juni 2022, maka stok Balon yang ada di almamater tercinta ini sangat tersedia.
Demikian pandangan Ridwan Syam, alumni Universitas Tadulako yang saat ini bergelut di bidang bisnis. Menurut Ridwan, pihaknya telah membaca perkembangan sejumlah perguruan tinggi di tanah air, dan saat ini Itera Sumatera yang berkedudukan di Lampung sedang dalam penggodokan Balon. Dari 6 Balon yang memenuhi syarat, semuanya dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Keenam balon tersebut, kata Ridwan sebagaimana diumumkan Ketua Pantia Pemilihan Rektor Itera Tahun 2022, Dr. Eng., Lukman Nulhakim, S.Si., M.T mengatakan, ada sembilan orang mendaftar sebagai calon rektor Itera sampai penutupan pendaftaran pada 30 Maret 2022. Namun hanya enam orang yang memenuhi syarat administrative.
Ridwan Syam menjelaskan, pihaknya walaupun tidak berkecimpung di duni Pendidikan Tinggi, khususnya di Universitas Tadulako, namun senantiasa memberi perhatian dan rajin membaca berita-berita online. Pihaknya telah banyak berkomunikasi dengan sahabat-sahabatnya di dalam kampus yang memilih profesi sebagai dosen.
Menurutnya, ada beberapa dosen yang mumpuni menjadi Balon Rektor untuk masuk dalam bursa tahun 2022 ini. Mereka yang kami rekam, kata Ridwan, di antaranya; Prof Dr Nurdin Rahman M.Kes, Dr Muhammad Ikbal, SE M.Si, Dr Lukman Najamuddin, Dr Sagaf MP, Prof Amar ST, Dr. Ir Golar MP, Dr dr Muhammad Ardi Munir Sp.OT. MH., Dr Ir Amiruddin Kade MPd, Dr Andi Rusdin, Prof Dr Khairil MH, Prof Dr Muhardi, Dr Ir Ramlan, Prof Dr Sundu MP, Dr Ir Rusdin MP, Prof Dr Muh Nur Ali, Dr Ir Adam Malik, Dr Harifuddin Tahrir, Dr Syamsul Rizal MPd., dan masih banyak lagi balon lainnya yang berpotensi.
Ridwan juga menambahkan bahwa Rektor yang menjabat saat ini, Prof Dr Mahpud, masih berpeluang, walaupun sejumlah informasi dari kalangan internal kampus mengatakan, Prof Mahpud agak berat jika ingin maju kedua kalianya. Saya tidak mengetahui secara detilnya apa penyebabnya, namun teman-teman yang aktif di kampus menceritakan sejumlah hal sehingga sulit mendapatkan dukungan.
Mereka sangat pesimis jika Prof Mahpud masih ingin maju sebagai Rektor Untad periode kedua. “Ada yang bilang faktor umur tapi ada juga yang menggambarkan soal komunikasi personal yang selalu mengecewakan”, tandas Ridwan sambil menambahkan, jika banyak yang menduga akan seperti apa nasib pertemanan Prof Mahpud dengan dosen lain setelah dia sudah tidak ada jabatan. Sekarang ini masih ada kalangan yang masih cari-cari muka, bapatende karena masih ada jabatan, tapi setelahnya, sangat mengkhawatirkan, kata Ridwan menirukan informasi internal.
Menutup penjelasannya, Ridwan berharap ke depan agar Rektor Untad harus yang memiliki visi dalam memajukan Untad, tidak terafiliasi dengan kelompok-kelompok atau golongan yang berada dalam pantauan Aparat. Sebab, kata Ridwan, Untad saat ini dalam atensi besar Polri. Menurut Ridwan, informasi yang diterima dari sesama alumni, Pihak Polri, khsusunya dari Jakarta, telah berulang kali mengunjungi Untad secara silent. Ini sejalan dengan apa yang ditegaskan Mendikbud, Nadiem Makarim (19/08/2020), dan Pak Presiden Jokowi di sejumlah media ketika berbicara di depan para Rektor di Solo (14/09/2021) yang mewanti-wanti agar Kampus harus terbebas dari sikap dan pandangan Radikalisme dan Intoleransi, katanya. (**)