PASANGKAYU – Turnamen sepak bola antar pondok pesantren se kabupaten Pasangkayu akhirnya resmi bergulir di lapangan merdeka Pasangkayu, Minggu (10/10/2021). Turnamen bertajuk “Santri Smart Cup 2021” dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional disambut antusias para atlet dan pencinta sepak bola di daerah ini. Banyak, talenta muda yang ikut berpartisipasi pada event besar itu.
Meski mendapat apresiasi dari banyak pihak atas diselenggarakannya SSC kali ini, juga tidak sedikit masyarakat yang menyoroti adanya indikasi “permainan” data atlet yang ikut bergabung di skuad tim Pondok Pesantren.Indikasi permainan data atlet ini, sudah jadi perbincangan sebelum dan sesudah SSC resmi diputar. Dimana opening ceremony SSC Cup dihadiri oleh para sejumlah pimpinan Pondok Pesantren, Pejabat Kemenag serta dari Pemkab Pasangkayu.
Salah seorang warga sekaligus pengurus Ponpes di Pasangkayu menyebutkan SSC Cup sudah memberikan contoh buruk terhadap generasi, talenta muda pemain sepak bola di Pasangkayu, terkait kejujuran data pemain. Bayangkan, ada beberapa pemain ditemukan ikut tampil di SSC Cup, yang notabene bukan seorang santri dari Pondok Pesantren, melain pemain luar dari Sekolah Menengah Kejuruan.”Kami tidak tahu, kenapa ada pemain sepak bola, yang jelas-jelas kita tahu itu bukan berasal dari Pondok, tapi ikut bermain membawa salah satu tim Ponpes. Inikan antar pondok, seharusnya yang ikut hanya santri pondok saja biar fair,” katanya.
Menurutnya, sikap tak adil tanpa adanya screening data pemain dengan benar oleh panitia, mau tak mau akan memberikan kesan citra buruk untu Ponpes yang selama ini diketahui publik adalah lembaga yang mengajarkan nilai-nilai kejujuran.”Persoalan data pemain kita tidak boleh main-main, karena ini akan mempengaruhi perkembangan prestasi sepak bola kita. Bagaimana mau maju kalau hal-hal begini masih dibiarkan,” kesalnya.
Diharapkan, agar Kepala Kemenag Pasangkayu, mengambil langkah tegas memberikan sanksi atau teguran kepada panitia dan kepada tim yang terbukti menggunakan jasa pemain luar. “Keprihatinan kami kepada santri yang benar-sekolah di pondok yang juga cinta sepak bola. Karena ada pemain dari sekolah lain, akhirnya tidak memiliki kesempatan tampil. Lagi-lagi kita ini pembinaan, jangan hanya kejar juara dengan cara kotor,” tandasnya. (egi)