PALU-Penerapan PPKM level 4 di Kota Palu berdampak terhadap pendapatan para peternak ayam petelur. Mereka mengeluhkan semakin turunnya harga dan permintaan telur di pasaran . Akibatnya, sebanyak 1000 rak telur tertumpuk di dudang penyimpanan. “Untuk keadaan sekarang untuk lingkungan peternak itu sangat susah. Karena biaya produksi sudah diatas 70 persen dari hasil produksi,” ujar Rustam selaku ketua kelompok peternak petelur Unggas Mandiri. Jumat, (10/09/2021).
Angka produksi yang menyentuh 70 persen dikarenakan bahan pakan ayam yang naik 2 kali lipat sebelum masa Pandemi, seperti harga dedak dari yang dulunya Rp. 1.300 rupiah naik menjadi Rp. 3.000 rupiah, sedangkan jagung sendiri yang dibandrol harga Rp. 3.500 rupiah per kilonya, naik menjadi Rp. 6.000 rupiah. “Penurunan harga telur memang mungkin dampak dari kebijakan PPKM ini. Sehingga warung-warung pada ditutup dan anak sekolah yang belajar online, yang pada umunya kebanyakan ngekos itu pada pulang kampung, itu juga yang menjadi salah satu faktor menurunnya harga telur hari ini,” terangnya.
Ia berharap, kedepan pemerintah dapat mengkoordinir telur dalam pemasaran, agar dalam pengadaan bantuan sosial peternak ayam dapat dilibatkan. “Harga telur dulunya seharga Rp. 40.000 sampai Rp. 45.000 rupiah turun menjadi Rp. 20.000 sampai Rp. 30.000 rupiah,” tutur Rustam. (Enos)