MAKANAN INSTAN

  • Whatsapp
Asrawaty, Mahasiswa Program S3 Ilmu Pangan IPB dan Dosen Faperta Unisa Palu (ist)

FENOMENA saat ini pada masyarakat modern dan berkembang manusia berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan makannya secara mudah dan cepat. Hal ini yang menyebabkan munculnya makanan dalam berbagai jenis seperti friedchicken, burger, pizza, kebab, mie instan, bubur instan, dan nugget juga berbagai makanan frozen lainnya serta jenis minuman instan baik berupa kopi, teh, susu dan minuman herbal instan.

Keberadaan makanan cepat saji ini sangat mendukung bagi orang yang aktivitasnya di luar rumah tinggi, mereka yang tidak memiliki waktu untuk mengolah makanan bagi keluarganya. Makanan cepat saji proses penyajian lebih pendek dan mudah dikerjakan, demikian dapat menghemat waktu. Sebagai kebiasaan saat ini dilakukan untuk sarapan pagi dengan bubur instan/cereal instan, siang hari ke tempat makan yang cepat saji seperti friedchiken, burger/pizza dan malam hari dengan mie instan bagi yang malas keluar rumah dan lagi pengiritan dana di akhir bulan.

Produk seperti ini merupakan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen. Semakin maju bangsa, maka kesibukan semakin meningkat. Maka makanan instan, cepat saji, mudah dan praktis disajikan dan dikonsumsi sangatlah menjanjikan sebagai peluang pasar bagi produsen, serta bagi ahli ilmu pangan juga menjadi peluang untuk terus melakukan penelitian yang erat kaitannya dengan makanan instan. Hal ini juga merupakan kemajuan dan perkembangan ilmu teknologi pangan, karena didalam proses penanganan produk makanan ataupun minuman instan tidak terlepas dari berbagai metode yang dilakukan; pengeringan, pengawetan, pendinginan dan pembekuan, konservasi nutrisi serta fortifikasi adalah kemajuan signifikan abad ke-19 dan ke-20 yang dimuat dalam artikel review oleh JD.Floros, dkk., (2010) di jurnal Institute of technology food.

Adanya Makanan instan merupakan salah satu ciri kemajuan teknologi di bidang pangan, sejalan dengan ini oleh para industriawan dan peneliti ikut serta dalam kemajuan ini. Peneliti terus melakukan trial dan error guna menemukan makanan dan minuman yang instan. Namun, disamping itu dengan perkembangan saat ini masyarakat juga sudah mulai memahami dan sadar makanan bukan hanya memberikan rasa kenyang tetapi juga memberikan manfaat bagi kesehatan. 

Berdasarkan hal tersebut sehingga bersama tim tahun 2018 (Dr.Rostiati D.Rahmatu, Asrawaty dan Moh.Ikbal, S.TP) mencoba melakukan kajian bahan baku lokal ubi banggai yang diketahui mengandung serat tinggi terhadap sifat fisik kimia dan organoleptik bubur instan dari berbagai jenis tepung ubi banggai, dari hasil yang diperoleh sifat fisik yang dilakukan pada uji seduh dan waktu rehidrasi terbaik dan disukai oleh panelis jenis tepung ubi banggai baku mosoni, yang memiliki Karbohidrat 76,15%, protein 8,90%, lemak 3,57% dan kadar abu 3,71persen.  Hasil ini masih perlu dilakukan kajian khusus, yang sudah ada semoga dapat menambah referensi dan alternatif makanan instan di Indonesia dari bahan baku lokal, bukan hanya mengenyangkan tetapi memberikan manfaat kesehatan, yang mudah dan cepat dalam penyajiannya. (Asrawaty ,(Mahasiswa S3 Ilmu Pangan, IPB University dan Dosen Prodi THP Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu)

Pos terkait