FPLKP–Forlat Vokasi Sulteng Bahas Program Kerja Kolaboratif 2026

  • Whatsapp
Forum Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (FPLKP) bersama Forum Pelatihan (Forlat) Vokasi Provinsi Sulawesi Tengah menggelar rapat kerja kolaborasi untuk membahas program kerja satu tahun ke depan yang berlangsung di LKP GIAT, Jalan Maleo, Kota Palu, Sabtu (20/12) pagi.(scw/mediasulawesi.id)

PALU – Forum Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (FPLKP) bersama Forum Pelatihan (Forlat) Vokasi Provinsi Sulawesi Tengah menggelar rapat kerja kolaborasi untuk membahas agenda dan arah program kerja satu tahun ke depan. Rapat tersebut berlangsung di LKP GIAT, Jalan Maleo, Kota Palu, Sabtu (20/12) pagi.

Rapat kerja ini menjadi forum penyamaan persepsi antar dua organisasi yang bergerak di bidang kursus dan pelatihan vokasi, khususnya dalam menyusun program yang dinilai realistis dan mudah direalisasikan pada 2026. Ketua Forum Pelatihan (Forlat) Vokasi Provinsi Sulawesi Tengah, Syamsuddin, mengatakan rapat kerja ini membahas agenda kolaboratif yang akan dijalankan selama satu tahun ke depan. “Ini rapat kerja kolaborasi membahas agenda kerja kita satu tahun ke depan,” ujar Syamsuddin.

Ia menjelaskan, sejumlah program yang dirancang antara lain peningkatan kapasitas pengelola lembaga serta instruktur melalui pelatihan, kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, hingga kegiatan sosial. Menurutnya, kegiatan sosial yang direncanakan meliputi Ramadan berbagi, kurban, serta gelar karya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional.

Syamsuddin menegaskan, fokus program diarahkan pada tahun 2026 agar lebih terukur dan tidak terlalu banyak. “Ini fokus di 2026 dulu, supaya lebih terarah, tidak banyak tapi mudah terealisasi, dan realistis,” katanya.

Sementara itu, Ketua Forum Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (FPLKP), Amrin Lamatola, menyampaikan bahwa pelaksanaan rapat kerja merupakan amanat organisasi yang harus dilakukan setiap tahun. Ia menyebut AD/ART forum mengharuskan adanya rapat kerja tahunan untuk memuat dan menetapkan program kerja.

Amrin menilai, penyusunan program sebaiknya tidak langsung berorientasi jangka panjang, melainkan difokuskan pada target satu tahun. “Kita tidak usah terlalu langsung memprogramkan jangka panjang sampai lima tahun, kita fokus di tahun 2026 dulu,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya pembatasan jumlah program agar pelaksanaannya lebih optimal. Menurut Amrin, cukup satu hingga tiga program inti yang dijalankan selama 2026 agar tidak banyak rencana yang berujung tidak terealisasi. “Jangan sampai terlalu banyak tapi tidak tereksekusi nanti,” katanya.

Melalui rapat kerja bersama ini, FPLKP dan Forlat Vokasi Sulteng berharap program yang disusun dapat berjalan efektif serta memberi dampak nyata bagi pengelola lembaga, instruktur, dan pengembangan pelatihan vokasi di Sulawesi Tengah.(scw)

Pos terkait