PALU-Jantung masih menjadi pembunuh nomor satu bagi jemaah haji Indonesia. Pada musim haji tahun 2025, dari 446 jemaah haji Indonesia yang meninggal, tercatat sebanyak 211 jemaah atau 47 persen yang disebabkan penyakit jantung. Selain penyakit jantung, penyakit lainnya adalah penyakit paru-paru dan syok septik.
Sedangkan berdasarkan kelompok usia, jemaah haji yang meninggal didominasi kelompok usia lebih 70 persen, disusul usia 60 tahun dan kebanyakan mereka meninggal di rumah sakit Arab Saudi.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Lilek Marhaendro Susilo saat membawakan kuliah umum bertemakan Kebijakan Kesehatan Haji di Indonesia: Peran Kedokteran Alkhairaat Dalam Upaya Pembinaan Kesehatan Haji,’’, di Aula Fakultas Kedokteran Unisa Palu, Kamis (17/11/2025) pagi.
Mengantisipasi angka kematian jemaah haji yang tinggi, lanjutnya, kesehatan menjadi faktor penting bagi calon jemaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci Mekkah. Untuk itu, setiap calon jemaah harus menjalani pemeriksaan kesehatan dan memastikan kondisinya sehat sebelum berangkat menunaikan ibadah haji.
Urgensi pemeriksaan kesehatan jemaah haji, tidak hanya untuk mendeteksi masalah kesehatan secara dini, sebagai dasar pembinaan kesehatan haji hingga database dalam integrasi dan aplikasi data kesehatan. Selain itu juga menjadi dasar penerapan ruksah dalam manasik ibadah haji. Maksudnya, adalah untuk menyesuaikan kemampuan fisik dan mental jemaah.
Pemeriksaan kesehatan jemaah haji meliputi pemeriksaan medis dasar, pemeriksaan kognitif, pemeriksaan the abbreaviated mental test, pemeriksaan activity daily living serta pemeriksaan medis lanjutan.’’Ini wajib berdasarkan indikasi medis dari hasil pemeriksaan medis dasar.Tujuannya untuk menentukan derajat penyakit,’’jelasnya lagi.
Ia menambahkan jika pemerintah Arab Saudi menerapkan kebijakan syarat kesehatan bagi jemaah haji tahun 1447 Hijriah, yakni wajib vaksinasi meliputi vaksin meningitis, vaksin polio dan vaksin covid-19.
Sementara itu, Rektor Universitas Alkhairaat Palu Dr. Muhammad Yasin menyampaikan apresiasi kepada fakultas kedokteran yang menyelenggarakan kegiatan sosialisasi kebijakan kesehatan haji di Indonesia. Menurut Rektor, kegiatan ini tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat yang akan melaksanakan ibadah haji. Selain itu juga membantu petugas penyelenggara ibadah haji yang melibatkan personel, termasuk dari Universitas Alkhairaat Palu. ’’Kegiatan ini sangat bermanfaat dan menjadi edukasi kita khususnya terkait kesehatan jemaah haji sebelum berangkat ke tanah suci,’’jelasnya.
Kegiatan yang berlangsung selama sehari ini turut dihadiri Wakil Rektor, sejumlah dekan, sejumlah pimpinan lembaga di Universitas Alkhairaat Palu, dosen serta ratusan peserta dari mahasiswa.(SCW)






