PARIMO– Desa Ambesia Selatan, Kecamatan Tomini, Kabupaten Parigi Moutong memiliki kekayaan laut yang sangat potensial. Sayangnya, potensi tersebut belum dikelola secara maksimal.
Hal itulah yang mendorong sejumlah dosen sekaligus peneliti dari Kota Palu melakukan Program Desa Binaan (PDB). Program yang diinisiasi oleh Universitas Tadulako bekerjasama dengan Universitas Alkhairaat ini telah memasuki tahun kedua. Tim PDB ini terdiri dari Dr. Yuli Asmi Rahman, Dr. Ahsan Mardjudo, Dr. Muhammad Din dan Dr. Khairil Anwar.
Tim PDB, Dr Yuli Asmi Rahman melalui keterangan persnya beberapa waktu lalu mengatakan, program desa binaan tersebut telah memasuki tahap akhir pelaksanaan pada tahun 2024 dengan fokus pada penerapan teknologi berbasis energi terbarukan. Melalui program ini, Desa Ambesia Selatan diharapkan dapat menjadi percontohan dalam pengelolaan hasil laut berkelanjutan di wilayah Sulawesi Tengah.
Fokus kegiatannya, lanjut Yuli, berupa pelatihan pengolahan hasil laut, dan pendampingan masyarakat dalam diversifikasi usaha. ‘’Salah satu capaian utamanya adalah instalasi Solar Dryer Dome terintegrasi PLTS yang digunakan untuk pengeringan ikan,’’tandasnya.
Yuli juga menekankan, program tersebut bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih mandiri dalam mengelola sumber daya laut, dengan menambahkan nilai ekonomi melalui inovasi teknologi dan pendampingan. Kepala Desa Ambesia Selatan juga mengungkapkan apresiasinya atas dukungan yang telah diberikan Universitas Tadulako, dan berharap keberlanjutan program ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Pada kesempatan ini, dilakukan penyerahan alat Teknologi Tepat Guna berupa Chest Freezer AQF-110FA AQUA, alat penggiling daging ikan (MGD Meat Grinder), dan Hand Sealer Iron Body kepada kelompok ibu-ibu nelayan. Alat-alat ini diharapkan mampu mendukung usaha diversifikasi produk olahan ikan, seperti bakso ikan, nugget ikan, dan kerupuk tulang ikan.
Evaluasi Program Desa Binaan 2024 digelar di Kantor Desa Ambesia Selatan Minggu, 1 Desember 2024. Turut hadir pula pimpinan pemerintah Desa Ambesia Selatan, nelayan, masyarakat setempat, dan 13 mahasiswa KKNT dari Fakultas Teknik dan Fakultas Perikanan Universitas Tadulako.(sam)