Revitalisasi Bahasa Gorontalo  

  • Whatsapp
Sri Rumiyantiningsih Luwiti (ist)

BAHASA  Gorontalo merupakan bahasa daerah yang digunakan masyarakat suku Gorontalo di Provinsi Gorontalo . Bahasa ini bagian dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Gorontalo memiliki keunikan tersendiri baik dari variasi dialek, sistem tata bahasa yang kompleks hingga kosa kata khas .

Kondisi bahasa Gorontalo saat ini mengalami penurunan drastis jumlah penutur, terutama di kalangan generasi muda. Sebagian besar anak muda lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia, baik di sekolah, rumah, maupun dalam percakapan sehari-hari. Penutur bahasa Gorontalo masih digunakan secara aktif di pedesaan sedangkan di perkotaan mengalami penurunan secara signifikan.

Untuk menjaga kelestarian atau menghidupkan kembali bahasa Gorontalo, salah satunya melalui revitalisasi. Upaya ini penting dilakukan, untuk menjaga identitas budaya dan warisan leluhur masyarakat Gorontalo. Generasi muda di Gorontalo tentunya akan memiliki kesempatan untuk terhubung kembali dengan akar budaya mereka melalui bahasa yang telah menjadi bagian penting dari identitas suku Gorontalo selama berabad-abad. Dengan terus menghidupkan bahasa Gorontalo dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat dapat memastikan bahwa bahasa ini tetap relevan dan hidup di tengah arus globalisasi.

Revitalisasi bahasa Gorontalo dapat dilakukan, antara lain melalui : 1) Pengajaran Bahasa Gorontalo di Sekolah: Beberapa sekolah di Provinsi Gorontalo mulai memperkenalkan bahasa Gorontalo sebagai mata pelajaran muatan lokal. Ini diharapkan dapat memperkenalkan bahasa ini kepada generasi muda, sehingga mereka bisa mengenal dan menguasainya. 2) Penggunaan dalam Ritual Adat: Bahasa Gorontalo masih digunakan dalam berbagai upacara adat dan acara formal, seperti pernikahan, acara keagamaan, dan pertemuan adat. Bahasa ini memberikan nuansa tradisional yang khas dalam kegiatan-kegiatan tersebut. 3) Penerbitan Sastra dan Kamus: Pemerintah daerah dan para akademisi lokal telah memulai proyek-proyek dokumentasi bahasa, seperti penyusunan kamus bahasa Gorontalo dan penerbitan karya sastra daerah. Ini merupakan bagian penting dalam mendokumentasikan bahasa Gorontalo untuk pelestarian di masa depan. 4).Media Lokal: Radio dan media lokal di Gorontalo mulai mempromosikan penggunaan bahasa Gorontalo dalam program-program mereka, terutama untuk menjangkau pendengar yang masih fasih dalam bahasa daerah dan 5).Komunitas dan Festival Budaya: Beberapa komunitas budaya di Gorontalo sering mengadakan kegiatan yang mempromosikan penggunaan bahasa Gorontalo, termasuk lomba membaca puisi, pementasan teater daerah, dan festival budaya yang merayakan tradisi Gorontalo.

Namun dalam upaya revitalisasi ini, tentunya  menghadapi berbagai tantangan, antara lain 1).Dominasi Bahasa Indonesia: Bahasa Indonesia lebih banyak digunakan di ruang publik dan dalam pendidikan formal, sehingga mengurangi frekuensi penggunaan bahasa daerah. 2).Kurangnya Minat dari Generasi Muda: Sebagian besar generasi muda lebih tertarik menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing, seperti Inggris, karena pengaruh media dan pendidikan. 3).Keterbatasan Sumber Daya: Kurangnya sumber daya, seperti buku teks dan materi pembelajaran bahasa Gorontalo, membuat pengajaran bahasa ini di sekolah menjadi terbatas.(Sri Rumiyantiningsih Luwiti, Dosen Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo)

Pos terkait