PT Poso Energi sebagai unit bisnis Kalla Group yang bergerak di bidang energy terbarukan dan berdiri sejak tahun 2005 silam, terus menjaga eksistensinya. Sejalan dengan misinya untuk menjadi perusahaan pengadaan listrik tenaga air yang terandalkan, Poso Energi juga berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan hidup di kawasan Danau Poso maupun Daerah Aliran Sungai (DAS) Poso.
Perusahaan menaruh perhatian besar terhadap pelestarian ekosistem lingkungan. Mengingat, PT Poso Energi sangat membutuhkan kelangsungan danau dan DAS Poso guna pengoperasian PLTA Poso. Kualitas air yang bersih juga akan membantu kinerja mesin pembangkit sekaligus memperpanjang usia turbin. Sumber air baku untuk pembangkit listrik tersebut berasal dari aliran sungai Poso yang bersumber dari Danau Poso.
Apa saja yang dilakukan dalam menjaga kelestarian lingkungan di kawasan Danau dan DAS Poso? Kepala Departemen Lingkungan, dan Kehutanan CSR PT Poso Energi kepada mediasulawesi.id mengungkapkan jika upaya pelestarian telah dilakukan sejak tahun 2015 melalui pemberdayaan kelompok masyarakat, perlindungan lingkungan dan pemanfaatan Cagar Alam Pamona. Fokusnya adalah rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Danau Poso. Lebih seratus ribu bibit pohon produktif telah ditanam di areal seluas 475 hektar dengan melibatkan lima kecamatan dan 40 desa.
Pihak perusahaan, lanjut Irma, terlebih dahulu melakukan penawaran pendekatan kolaborasi dengan kelompok masyarakat pemilik lahan yang terindikasi kritis yang areanya mengacu pada peta lahan kritis dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS HL Palu Poso. ‘’penawaran kolaborasi tersebut mulai dari identifikasi lahan, pemilihan komoditas tanaman, pembentukan kelompok tani, penyuluhan, pembagian bibit, pendampingan (penanaman dan pemeliharaan), pelatihan, pembuatan pupuk organik dan aplikasinya. Kegiatan tersebut tidak hanya di area sekeliling danau poso tapi juga di daerah cathman area (daerah tangkapan air) Sungai Poso,’’urainya.
Tawaran PT Poso Energi pun langsung mendapat respon positif dari masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya di sekeliling Danau Poso . Apalagi jenis tanaman yang diberikan, merupakan komoditas unggulan dan tanaman produktif. Mulai dari durian king, alpukat Australia, jeruk Malang, kelengkeng Thailand dan lain-lain. Adapula jenis tanaman keras atau tanaman kayu sebagai tanaman pendamping yang berfungsi sebagai hutan penyangga agar tidak terjadi longsor atau abrasi.
Tidak hanya itu, disebutkan pula, melalui program CSR di bidang kelestarian lingkungan, PT Poso Energi melakukan save green (gerakan menanam pohon di area DAS Poso). Kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan pemerintah kabupaten Poso dan Provinsi Sulawesi Tengah. Selain itu juga melakukan program save endemic species (penebaran bibit ikan sidat) di Danau Poso. Program tersebut sebagai upaya menjaga eksosistem di Danau Poso.
Bagi PT Poso Energi, pelestarian lingkungan di DAS dan Danau Poso merupakan harga mati. Kelangsungan usaha PT Poso Energi turut ditentukan oleh kelestarian lingkungan atau ekosistem Danau dan DAS Poso. Kolaborasi pihak perusahaan dengan pihak terkait dan masyarakat dalam menjaga ekosistem tersebut dilakukan secara intens baik melalui penyuluhan, pendampingan penanaman maupun pemeliharaan. Agar program bisa terkoordinir dan berjalan dengan baik maka salah satu caranya melalui pembentukan gabungan kelompok tani (gapoktan). Keberadaan gapoktan ini juga diharapkan menjadi lembaga perekonomian masyarakat.
Ketua Gapoktan Durian Kaloti Desa Meko, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso, I Nyoman Sukarta kepada mediasulawesi.id Rabu (29/11/2023) mengaku senang dan berterima kasih dengan adanya upaya pelestarian lingkungan melalui rehabilitasi DAS dan Danau Poso. Menurutnya, program tersebut sangat bermanfaat dan mendukung perekonomian masyarakat yang selama ini hanya mengandalkan hasil kebun dari cokelat, sawit dan pertanian. Banyak lahan di sekitar Danau Poso yang juga selama ini tidak diolah dan difungsikan secara maksimal.
Pria yang akrab disapa Papa Lely ini mengaku bergabung dengan Gapoktan Durian sejak 2020 lalu. Di tahun yang sama, ia bersama seratus orang anggota kelompoknya menanam pohon durian di areal seluas 130 hektar. ‘’Saat ini, usia durian kami sudah tiga tahun. Diperkirakan empat tahun ke depan, tanaman durian tersebut sudah bisa dipanen,’’ujar ayah empat anak ini.
Ia berharap usahanya yang didukung oleh PT Poso Energi tersebut bisa membantu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga khususnya di Desa Meko, Kecamatan Pamona Barat. Apalagi beragam tanaman yang ditanam merupakan tanaman produktif dan memiliki nilai ekonomi tinggi.(syamsuddin)