Lima Tahun Pascabencana, Mangrovers Tanam 1000 Bibit Mangrove di Teluk Palu

  • Whatsapp
Refleksi 5 (lima) tahun pascabencana, para pecinta mangrove alias mangrovers melakukan penanaman 1000 bibit mangrove di pesisir Teluk Palu, Kamis (28/9/2023) (syahrul/mediasulawesi.id)

PALU – Refleksi 5 (lima) tahun pascabencana, para pecinta mangrove alias mangrovers melakukan penanaman 1000 bibit mangrove di pesisir Teluk Palu, Kamis (28/9/2023) pagi. Kegiatan penanaman bibit mangrove itu mengundang antusias masyarakat. Puluhan pemuda dan pemudi dari berbagai golongan baik siswa, mahasiswa, lembaga sosial masyarakat, hingga warga sekitar turut berpartisipasi.

Masing-masing pemuda tampak penuh semangat menanam satu per satu bibit mangrove tersebut di area konservasi mangrove yang telah ditentukan. Adapun jenis bibit mangrove yang ditanam itu berspesies Rhizophora mucronata atau kerap dikenal dengan sebutan bakau hitam.

Muhammad Najib (27 tahun), relawan mangrovers menyebut mangrove dapat menjadi salah satu mitigasi bencana khususnya tsunami. “Kalau kita bercermin dari kejadian 2018, paling sederhana yang bisa lihat contohnya itu di Kabonga, bagaimana ada sedikit beberapa pohon mangrove di pantai kemudian rumah dibelakangnya itu tidak rusak sedikit pun,” sebutnya.

Ia juga mengaku kegiatan itu sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan dan bagi masyarakat pesisir, utamanya bagi para nelayan. “Karena mangrove ini akan sangat berperan penting terhadap kehidupan masyarakat khususnya para nelayan,” imbuhnya.

Aksi peduli mangrove itu juga mendapat perhatian mahasiswi Universitas Tadulako (Untad) Palu. Seperti Dian (20 tahun) misalnya, ia menyebut kegiatan itu mampu memotivasi para generasi untuk memupuk kepedulian terhadap lingkungan. “Lima tahun pascabencana tentunya kita banyak-banyak melakukan perubahan khususnya apalagi kita sebagai pemuda, kita mempunyai peran penting disini sebagai suatu generasi yang lebih memperhatikan lingkungan yang ada di sekitar,” tuturnya.

Untuk diketahui, mangrovers memang sedianya melakukan penanaman bibit mangrove di kawasan konservasi mangrove setiap tahunnya. Bahkan, aksi mereka itu telah gencar dilakukan jauh sebelum peristiwa bencana alam gempa bumi, likuifaksi, dan tsunami di Palu tahun 2018 lalu. Pascabencana ini, mereka bahkan telah berhasil menanam sekiranya lebih dua hektar mangrove. Adapun potensi kawasan yang akan ditanami, mereka menargetkan bisa menanami sampai 4 hingga 5 hektar di pesisir Teluk Palu.(SCW)

Pos terkait