IDUL QURBAN DAN SAMPAH PLASTIK

  • Whatsapp
Dr.H. Kasman Jaya Saad, M.Si (ist)

Tidak sedang mendiskusikan perbedaan berlebaran idul qurban-Idul Adha 1444 H, karena menurutku perbedaan itu adalah keniscayaan dan merupakan Rahmat dari Allah Swt. Menghormati dan menghargai pendapat berbeda yang mempunyai dalil sama-sama jelas dalam rangka menjaga ukhuwah umat sungguh merupakan sikap toleransi yang tertinggi. Jadi selesai. Maka tulisan ini lebih ingin mengingatkan meningkatnya penggunaan pembungkus plastik pada saat hari qurban seperti saat ini, yang lazim digunakan untuk membungkus daging qurban.

Persoalan sampah plastik adalah persoalan kita bersama, persoalan umat di bumi ini, kita memiliki peran penting dalam mengurangi volume penggunaannya.  Dan negeri ini merupakan penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah Cina. Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, Pertahunnya, masyarakat Indonesia menggunakan hampir 10 milyar lembar kantong plastik, dan 95 persennya menjadi sampah. Sebagai gambaran konsumsi plastik di Indonesia mencapai 10 kg perkapita pertahun, sehingga dapat diprediksikan sebesar itulah sampah plastik yang dihasilkan.  Sementara produk berbahan plastik sendiri membutuhkan waktu antara 100-200 tahun untuk menguraikan.

Itu sebab diperlukan kesadaran dari kita, untuk mau peduli terhadap sampah plastik ini, mengingat 69% sampah plastik yang ada di lingkungan didominasi oleh sampah plastik domestik. Perilaku hidup yang serba pragmatis dan kemudahan serta murahnya memperoleh bungkus plastik, menyebabkan sampah plastik akan terus bertambah dan menjadi ancaman nyata lingkungan sekarang dan kedepannya.

Patut diakui, bahwa plastik adalah produk serba guna, ringan, fleksibel, kuat dan relatif murah serta sifat insulasinya yang cukup baik, menyebabkan penggunaan bahan plastik begitu meluas dan masif.  Sifat-sifat bahan plastik inilah yang juga membuatnya sulit tergantikan dengan bahan lainnya untuk berbagai kebutuhan kehidupan sehari-hari. Peningkatan penggunaan bahan plastik ini mengakibatkan peningkatan produksi sampah plastik dari tahun ke tahun, dan terus akan meningkat bila kita miskin kepedulian akan dampak yang ditimbulkan, termasuk di hari raya idul qurban seperti ini.

Kegiatan penyadaran membatasi penggunaan bahan plastik yang tidak ramah lingkungan perlu terus dilakukan. Pemerintah sesungguhnya punya peran penting dalam memberi contoh dengan kebijakan (aturannya) untuk tidak menggunakan kantong plastik sebagai pembungkus daging di hari qurban seperti ini.  Pemerintah dapat juga membentuk satuan tugas khusus di lapangan yang menangani sampah sekaligus sebagai tenaga kampanye edukasi dalam pengurangan sampah plastik pada saat hari raya idul qurban. Dan sebagai seorang muslim seharusnya lebih memiliki kesadaran ekologis soal pembungkus (kantong) plastik ini, agar tidak  membebani bumi dengan sampah plastik. Perilaku pragmatis dan tak peduli dengan lingkungan hidup-bumi ini, adalah tabiat yang harusnya ditanggalkan. Bukankan bila kita dihadapkan pada pilihan antara yang baik dan yang lebih baik, maka hukumnya harus memilih yang lebih baik yang tidak mencemari lingkungan. Jadi jangan lagi menggunakan bahan plastik sebagai bungkus daging. Tetapi gunakan bahan-bahan alami. Semisal daun jati, daun pisang, anyaman daun pandan, anyaman daun kelapa, ataupun wadah makanan lainnya yang dapat dibawah dari rumah. Dengan menggunakan bahan alami tersebut dapat lebih muda dikelola sampahnya. Selamat berhari raya qurban, dengan tidak mengorbankan lingkungan dengan sampah plastik.(Dr.H Kasman Jaya Saad, M.Si, Dosen Universitas Alkhairaat Palu).

Pos terkait