PALU-Sebanyak 50 dosen dari berbagai perguruan tinggi di Kota Palu, Sulawesi Tengah mengikuti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Kamis (13/4/2023) sore. Ujian yang berlangsung sehari secara daring ini digelar di Hotel Sutan Raja Palu oleh Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah.
Adapun yang menjadi materi ujian tersebut dibagi dalam tiga sesi antara lain mendengarkan (dialog/monolog), respon kaidah dan membaca (reading/wacana). Adapun hasil ujian ini mulai dari tingkat kemahiran terendah yakni 7.terbatas, 6.marginal,5.Semenjana,4.Madya,3.Unggul,2.Sangat Unggul hingga kemahiran tertinggi yakni istimewa. Sebelum ujian berlangsung, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi dengan menghadirkan dua pemateri yakni Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah, Dr Asrif, M.Hum dan perwakilan Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Tri Wulandari, M.Hum.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah Dr Asrif, M.Hum mengatakan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) melibatkan 50 peserta yang merupakan perwakilan 50 program studi dari berbagai perguruan tinggi di Kota Palu. Peserta tersebut, kata Asrif sekaligus merupakan perwakilan pimpinan dari program studi tersebut. ‘’Jadi memang yang kita undang dan ikutkan dalam UKBI ini merupakan bagian dari pemangku kepentingan di kampus masing-masing. Kita memulai dulu dari pimpinannya baru setelah itu ke mahasiswanya,’’tandasnya.
Mantan Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur ini menekankan tujuan digelarnya UKBI Adaptif Merdeka itu sendiri tak lain untuk menguji kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur bahasa Indonesia khususnya kalangan dosen atau tenaga pengajar. Tingkat kemahiran ini dilihat dari kemampuan mereka menyimak ejaan, wacana maupun dialog. Ia berharap nantinya UKBI akan diterapkan di lingkungan kampus dan menjadi persyaratan dari proses akademik seperti seleksi masuk perguruan tinggi serta persyaratan wajib mahasiswa yang akan mengikuti ujian skripsi.
Sementara itu, perwakilan Badan Bahasa Kemendikbud Republik Indonesia, Tri Wulandari, M.Hum mengatakan pentingnya UKBI itu bagi kalangan pelajar maupun mahasiswa adalah untuk memetakan kemahiran mereka dalam berbahasa Indonesia. Ujian ini sekaligus menjadi instrument evaluasi capaian belajar bahasa Indonesia bagi mahasiswa. ‘’Jadi sebenarnya UKBI ini penting karena menjadi salah satu instrument evaluasi capaian belajar bahasa Indonesia,’’tekannya.
Tri Wulandari pun berharap agar pimpinan perguruan tinggi di Kota Palu bisa menerapkan kebijakan UKBI dalam kegiatan akademik. Seperti halnya yang telah diterapkan pimpinan perguruan tinggi di Pulau Jawa. (sam)