PALU-Produksi sejumlah komoditas pangan di Sulteng sangat memadai, bahkan surplus, termasuk kebutuhan beras. Penegasan ini dikemukakan Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun dalam rilis akhir tahunnya.“Produksi gabah kering panen (GKG) sejak Januari hingga Desember 2022 sebanyak 771.525 ton, atau dikonversi setara beras sebanyak 450.548 ton, sementara jumlah konsumsi per tahun sebanyak 363.838 ton atau surplus 86.710 ton,” kata Nelson.
Konsumsi komoditas beras tahun ini, lanjut Nelson lebih meningkat dibanding tahun 2021 yakni 358.073 ton, dengan kecenderungan konsumsi meningkat pada perayaan hari-hari besar keagamaan.”Sesuai arahan Menteri Pertanian, pada momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, kebutuhan pangan masyarakat harus terpenuhi, dan Alhamdulillah Provinsi Sulteng terpenuhi, khususnya kebutuhan pokok,” ucap Nelson.
Khusus untuk memenuhi ketersediaan pangan Tahun Baru 2023, tambah Nelson, Sulawesi Tengah mengandalkan produksi petani kita sendiri.Selain beras, komoditas jagung Sulawesi Tengah juga sangat memadai dengan jumlah produksi 482.117 ton, sementara kebutuhan konsumsi 7.092 ton, atau surplus sebanyak 475.025 ton. Sedangkan tanaman hortikultura yang masuk dalam daftar kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat dengan jumlah produksi cukup melimpah seperti cabai besar dengan stok produksi sebanyak 5.190 ton, sementara kebutuhan konsumsi 2.189 ton atau surplus 3.000 ton.”Begitu pun cabai rawit mengalami surplus 12.631 ton dari jumlah produksi 19.383 ton, dengan jumlah kebutuhan masyarakat 6.753 ton,” jelas Nelson.
Nelsonjuga menambahkan hingga kini harga beras masih stabil sebesar Rp10.500 per kilogram, begitu juga harga komoditas jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih dalam kondisi stabil, kecuali harga cabai besar saat ini sevesar Rp40 ribu per kilogram dan cabai rawit Rp55 ribu per kilogram, namun masih dalam batas harga yang wajar.
Khusus produksi bawang merah oleh petani lokal sebesar 2.981 ton dengan kebutuhan konsumsi 6.845 ton, dan produksi bawang putih 114 ton dengan kebutuhan konsumsi 2.428 ton, namun kekurangan untuk menutupi kebutuhan komoditas pangan ini dapat tertanggulangi dari suplai Pulau Jawa yang surplus akan kedua komoditas ini.(sam)