MEMBERI NILAI EKONOMIS LIMBAH PASAR DI KOTA PALU

  • Whatsapp
Dr. H. Kasman Jaya Saad, M.Si (ist)

Sabtu kemarin (24/9/2022), dibawah pimpinan ketua Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu Dr.Ir.Aris Aksarah,M.P., kami bersama Mahasiswa Fakultas Pertanian Unisa Palu yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (Himagrotek) dan Agrikultur Pencinta Alam Faperta Unisa, menyusuri pasar Inpres Manonda  memungut sampah atau limbah pasar berupa sisa sayuran, daun kering dan buah guna dijadikan pupuk organik. Dalam hitungan jam saja, kami mendapatkan limbah pasar jumlah begitu besar. Artinya limbah pasar berupa sisa sayuran, daun kering dan buah memberi andil cukup besar terjadinya timbulan sampah di pasar Kota Palu. Bila hanya dengan hitungan jam saja jumlah limbah pasar itu sudah begitu besar kami peroleh, bagaimana bila dalam hitung hari. Selama ini terbuang percuma, bahkan meresahkan. Upaya pemanfaatannya sebagai pupuk organik  masih sangat terbatas.

 Hasil penelitian yang pernah dilakukan pada pedagang pasar menunjukkan bahwa timbulan sampah yang dihasilkan mencapai 5,94 m3/hari dengan potensi terbesar berasal dari sampah organik berapa sisa sayuran, daun kering dan buah yang mudah terurai yaitu 78, 26%. Dengan potensi besar dan kurang begitu dimanfaatkan oleh pedagang dan masyarakat sekitarnya, maka kehadiran  kami memungut dan mengolahnya tentu direspon baik para pedagang pasar. Mengolah limbah pasar menjadi pupuk organik, guna memberi nilai ekonomis upaya pemanfaatannya sebagai pupuk organik  masih sangat terbatas limbah pasar di kota Palu tentu bukan hal baru, namun  keterlibatan semua pihak untuk memberi nilai ekonomi limbah pasar, tentu saja tetap dibutuhkan. Dan menjaga kebersihan dan keindahan kota adalah tugas bersama warga kota, sekecil apapun peran itu dilakukan.

Melibatkan mahasiswa dalam memungut limbah pasar, juga bagian dari peran itu. Dan sekaligus menjadi edukasi untuk lebih peduli dengan lingkungan, paling tidak menjadi pribadi yang komit tidak membuang sampah sembarang tepat. Komitmen itu harus terus ditanamkan tidak hanya di bangku kuliah, namun juga pada kegiatan field trip seperti kami lakukan kemarin di pasar inpres Manonda. Potensi limbah pasar yang besar yang mereka peroleh juga menjadi bagian dari keterlibatan dalam mengurangi timbulan sampah di Kota Palu. Dan kegiatan seperti ini memang menjadi agenda rutin bagi mahasiswa khususnya oleh mahasiswa fakultas pertanian Unisa Palu. Turun ke masyarakat, menjadi bagian solusi yang dihadapi masyarakat, termasuk masalah limbah pasar. Dalam banyak kesempatan saya sering mengingatkan dan memotivasi mahasiswa, “The world is changes by your example, not by your opinion”, Dunia berubah karena teladanmu (apa yang engkau lakukan dan contohkan), bukan karena pendapatmu.

Dengan sentuhan teknologi sederhana, kami mengkonversi sampah atau limbah pasar  berupa sisa sayur, daun kering dan buah menjadi pupuk organik padat dan cair. Proses pembuatan pupuk organik  dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya metode fermentasi anaerob dan aerob dengan penambahan Mikroorganisme Lokal (MOL) sebagai starter.  MOL juga kami peroleh dengan memanfaatkan limbah pasar. Mol selain mengandung unsur hara mikro dan makro, juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan sebagai pendekomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik.

Dengan kehadiran pupuk organik berbahan utama limbah pasar, tentu saja sangat membantu mengurangi ketergantungan petani, khususnya petani urban yang ada di kota Palu terhadap bahan kimia (pupuk sintentis dan pestisida) yang selama ini begitu akrab dalam kehidupan mereka.  Kehadiran pupuk organik limbah pasar juga memberi andil yang cukup besar mengurangi beban biaya petani urban. Pupuk sintetis yang makin hari makin tidak terkejar harganya.

Pemanfaatan pupuk organik limbah pasar, bukan saja dapat meningkatkan produksi tanaman dengan jaminan kesehatan produknya, namun menjadi solusi yang baik dalam mengurangi jumlah limbah pasar dan mencegah pencemaran kota. Olehnya dibutuhkan keterlibatan banyak pihak untuk berkolaborasi dalam mengolah limbah pasar yang potensinya begitu besar, guna memberi nilai ekonomis, dan menjaga lingkungan kota.

Sekali lagi kegiatan kami ini bukan hal baru, bukan juga kegiatan super wah, kami hanya mencoba menghadirkan perilaku baik, mencoba menghadirkan kesadaran kolektif bahwa kita adalah bagian integral dari alam yang harus dijaga sustainabilitynya. Dan kegiatan pengelolaan limbah pasar, berupa pembuatan pupuk organik guna memberi nilai ekonomis limbah pasar  bukan saja bagian dari menjaga kesadaran kolektif itu  namun juga telah memberi andil membantu sesama dalam hal ini petani urban yang selalu saja dirundung nasib tak tentu, karena makin sulitnya mendapatkan pupuk untuk aktivitas pertaniannya.(Dr. H. Kasman Jaya Saad, M.Si, Dosen Universitas Alkhairaat Palu)

Pos terkait