PALU- Pelaksanaan wisuda angkatan 102 hingga 106 saat ini masih disoal. Terlebih para calon wasudawan meminta pelaksanaan wisuda secara offline .Menanggapi hal tersebut, pihak Universitas Tadulako, mengingat kondisi pandemi di Kota Palu sendiri belum memiliki kepastian. Sebagai gantinya, bagi mahasiswa yang membutuhkan ijazah sebagai salah satu persyarata dalam melamar pekerjaan atau kebutuhan yang mendesak lainnya, dapat langsung mengambil ijazah di kampus.
Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan (BAKP) Untad, Dr. Ir. H. Munari, mengatakan untuk sementara terkait wisuda masih menunggu perkembangan situasi pandemi Covid-19 di Kota Palu. “Untuk acara wisudawan bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya, sementara waktu belum dijadwalkan. Mulai dari angkatan 102 sampai 106. Disebabkan Pandemi Covid-19,” kata Munari, kepada MEDIASULAWESI.ID saat dihubungi via whatsapp ,Jumat, (10/09).
Tercatat hampir 7.000 mahasiswa Untad yang telah meyelesaikan kuliahnya dan berharap untuk bisa wisudawan offline. Munari mengatakan bahwa sesungguhnya pihak universitas sendiri sangat berkeinginan untuk mengadakan wisuda secara offline. Namun, mengingat kembali situasi terkini, khususya Kota Palu bahkan sampai di level 4.
Perlu diketahui bahwa pendaftaran wisuda tidak dipungut biaya, terkecuali iuran alumni yang diperuntukan untuk pendaftaran almuni guna terbitnya nomor PIN Ijazah Nasional. “Selama ini sesuai SOP yang berlaku. Yaitu, untuk calon wisudawan harus terdaftar terlebih dahulu dengan membayar administrasi sebesar Rp.250.000 ribu untuk iuran alumni, bukan untuk universitas. Selanjutnya melengkapi berkas karena jikalau tidam melakukan pendaftaran maka Nomor PIN Ijazah Nasional tidak akan terbit,” terang Karo Biro Untad.
Ia menghimbau, agar sebaiknya bagi yang calon mahasiswa yang telah terdaftar sabagai calon wisudawan 102 sampai dengan 106 segera mengambil ijazahnya dan untuk buku alumni yang sudah tercetak untuk wisudawan periode 102 dan 103. “Semoga Pandemi ini segera berlalu agar bisa melakukan wisudawan secara offline yang menjadi kerinduan kita semua,” harap Dr. Munari. (ENOS)