MORUT-Kementerian Sosial RI melalui POKJA Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) telah membentuk KSB di Desa Tompira Kecamatan Petasia Timur Kabupaten Morowali Utara yang diberi nama “Sintuwu Maroso”. Pembiayaannya bersumber dari anggaran APBN 2025. KSB merupakan pranata sosial kebencanaan yang dalam Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 128 Tahun 2011 disebutkan sebagai wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dijadikan kawasan/tempat untuk program penanggulangan bencana. Selanjutnya, KSB dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman dan risiko bencana dengan cara menyelenggarakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana berbasis masyarakat melalui pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia yang ada di lingkungan setempat.
Pembentukan KSB didasari pada tiga kegiatan utama, yaitu Penyuluhan/Sosialisasi Bencana, Pelatihan dan Simulasi-Uji SOP Penanggulangan Bencana. Pada kegiatan sosialisasi, Kepala Dinas Sosial Kab. Morowali Utara (Patta Toba, SE) menekankan beberapa hal penting. Pertama, penanganan dan penanggulangan bencana bukan semata tanggung jawab Pemerintah, tapi menjadi tanggung jawab bersama termasuk masyarakat. Kedua, penanganan dan penanggulangan bencana telah menjadi agenda strategis dan perhatian serius Pemerintah Kab. Morowali Utara dengan tujuan untuk meminimalisir dampak dan juga risiko-risiko yang timbul akibat bencana. Ketiga, bencana alam “banjir” di beberapa titik khususnya seputaran desa Tompira, desa Bunta dan wilayah Kec. Petasia Barat seakan telah menjadi bencana tahunan dan kiriman luapan air dari wilayah lain. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan serta bijak dalam menyikapi dan berinteraksi dengan lingkungan.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah diwakili oleh Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dr. Abdul Gafar Mallo, M.HI menyampaikan bahwa pembentukan KSB sebagai upaya mengimpementasikan program BERANI CERDAS yang digagas oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah.
Dikatakan, sosialisasi, pelatihan dan simulasi bencana ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari meningkatkan kecerdasan para relawan yang tergabung dalam institusi KSB. Kecerdasan dimaksud yaitu CERDAS BENCANA. Dengan demikian para relawan akan semakin responsive dan cerdas dalam melaksanakan seluruh rangkaian penanggulangan bencana dengan mengutamakan pemanfaatan sumberdaya lokal yang tersedia.
Gaffar menyebutkan, pembentukan KSB berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 4 – 6 Nopember 2025. Sosialisasi bencana bertempat di kantor desa Tompira, sementara pelatihan dan simulasi dipusatkan di Balai Diklat BKPSDM Tompira. Pada pelatihan tersebut telah dilatih sebanyak 60 orang relawan, masing-masing dari desa Tompira 20 orang, desa Bunta 20 orang, desa Molino 10 orang, desa Bungintimbe 10 orang. Di waktu yang bersamaan dilaksanakan pula sosialisasi bencana di 10 sekolah tingkat SD, SLTP, SLTA melalui program TAGANA Masuk Sekolah (TMS) serta pembentukan Lumbung Sosial.
Simulasi dan uji SOP menjadi akhir dari seluruh rangkaian kegiatan yang diawali dengan upacara penutupan. Hadir pada acara tersebut pejabat/tim Pokja Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana Kementerian Sosial RI, pejabat Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten, aparat TNI/Polri, Tagana, para kepala desa, OPD terkait dan juga masyarakat. (sam)






