PALU- Memastikan kesehatan jemaah haji menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Hal itu demi mewujudkan haji yang sehat dan mabrur. Kondisi jemaah yang sehat memungkinkan proses ibadah haji baik dari pemberangkatan di Indonesia, hingga tiba di tanah suci berjalan dengan lancar.
Berdasarkan Data Siskohatkes, di tahun 2024, 73 persen jemaah haji indonesia memiliki riwayat penyakit. Sebagian besar penyakit merupakan faktor risiko serangan jantung, pneumonia, serta stroke. Hal ini tentu menjadi perhatian.
Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI pun memastikan jemaah haji yang diberangkatkan dalam kondisi istitha’ah alias sehat dan prima. Melalui serangkaian tahapan pemeriksaan, hal ini dilakukan sebagai alat deteksi masalah kesehatan secara dini, perlindungan kesehatan, dasar penerapan rukhshah dalam manasik ibadah haji, serta database kesehatan.
Memastikan kesehatan haji bagi Sulawesi Tengah juga penting dilakukan. 2024 lalu, dari 2096 jemaah haji, 556 diantaranya merupakan jemaah berusia lanjut. Kuliah pakar tentang kebijakan kesehatan haji dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairat Palu selasa, (7/1/2024) pagi.
Ketua Medical Education Unit, Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu menyebut, kegiatan ini memang rutin dilakukan sebagai kontribusi Fakultas Kedokteran Unisa dalam kaitannya dengan kesehatan jemaah haji. “Dalam rangka mempersiapkan jemaah haji siap bugar, fakultas kedokteran memiliki peran menyehatkan masyarakat, salah satuannya jemaah haji. Selalu berkoordinasi dengan dinas kesehatan saat dibutuhkan pelatihan atau pemeriksaan jemaah haji, “
Dalam kuliah yang menghadirkan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Liliek Marhaendro Susilo, membahas tentang peran dan kontribusi akademisi dan perguruan tinggi terkait kesehatan jemaah haji. Kegiatan yang berlangsung di Aula Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu ini, diikuti mahasiswa, tenaga medis, dan instansi Dinas Kesehatan Kota Palu.
” Ini (Fakultas Kedokteran, red) bagian dari mitra kami, kita bisa melibatkan mereka dalam proses pembinaan kesehatan para jemaah haji, khususnya di masa tunggu ini. Kita monitor secara berkala, ” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Liliek Marhaendro Susilo, kepada Mediasulawesi.id saat dijumpai usai acara.
Diharapkan peran tenaga medis dan perguruan tinggi dapat mempersiapkan prosesi haji di tahun 2025. Adapun tahapannya di awal tahun 2025 ini masih dalam proses pendaftaran. Usai pelunasan maka akan diumumkan jadwal manasik haji hingga tahapan lainnya sampai keberangkatan ke tanah suci. (SCW)