PALU-Keputusan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, selaku pemegang saham mayoritas PT. Citra Nuansa Elok, perusahan pemilik proyek Mall Tatura Palu (MTP), tidak melanjutkan penyelesaian pembangunan gedung MTP dengan dalih ketiadaan anggaran dan akan membebani keuangan daerah tidak sepenuhnya bisa dijadikan landasan. Faktanya, pembangunan dapat diteruskan dan bahkan bisa diselesaikan tanpa harus membebani keuangan Pemerintah Kota Palu
Demikian hal itu terungkap dalam rapat koordinasi Komisi B DPRD Kota Palu dengan PT. CNE yang berlangsung di ruang Komisi B, Kamis (7/11/2024).
Saat memberikan penjelasannya dihadapan anggota Komisi B, Direktur Utama PT. CNE Muhammad S. La Anto membeberkan bahwa proyek pembangunan MTP bisa diselesaikan melalui pola kerjasama dengan investor. Investor menjadi pihak yang sepenuhnya menyediakan anggaran untuk pembangunan gedung MTP hingga rampung dan bisa beroperasional.”Terkait anggaran pembangunan ini kan sebenarnya sudah diputuskan dalam RUPS bahwa dicarikan investor. Dan kami sebagai Direksi itu yang kami lakukan. Pada Juni 2021 kita dapatkan investor, PT. Restu Graha Dana, dan sudah tandatangan kesepakatan dengan nilai investasi 280 milyar,” ungkapnya.
Nilai Rp. 280 milyar, menurut Memet, demikian Dirut PT. CNE itu lazim disapa, sudah cukup bisa menyelesaikan pembangunan gedung MTP sebanyak 7 lantai sebagaimana perencanaan.
Namun, pada 29 Oktober 2021 perjanjian yang sudah disepakati dibatalkan oleh PT. RGD. Dalam keterangannya, pihak RGD menyebut kondisi yang tidak kondusif di internal PT. CNE sebagai alasan pengunduran diri, karena tak berselang lama setelah proses penandatanganan perjanjian, Walikota Palu terpilih (Hadianto) melakukan audit dan membekukan keuangan PT. CNE. Langkah Walikota Palu, selaku pemegang saham PT CNE, menimbulkan kekhawatiran pihak RGD terkait keamanan berinvestasi, selain juga gagalnya kedua pihak membangun kesepahaman.
Lebih jauh diuraikan Memet, pasca mundurnya PT. RGD sebagai investor, jajaran PT. CNE tidak surut langkah untuk berupaya mencari investor pengganti.
“Alhamdulillah ada investor yang berminat. Namanya PT. Nusantara Halid Group. Pada tanggal 19 Mei 2022 PT. NHG ini mengirimkan surat minat untuk berinvestasi. Tanggal 15 September kami ke Jakarta memenuhi undangan PT. NHG untuk membicarakan lebih lanjut rencana investasi,” cerita Memet.
Tak berbeda nasibnya, kelanjutan rencana kerjasama dengan PT. NHG pun akhirnya batal dengan alasan hampir tak jauh berbeda dengan alasan mundurnya PT. RGD yakni tidak ditemukan kesepahaman terkait posisi investor dalam tubuh PT. CNE.
Menyikapi penyampaian pihak PT. CNE, Ketua Komisi B Rusman Ramli mengatakan bahwa diperlukan pertemuan lanjutan guna mendiskusikan sejauh apa kendala-kendala yang dihadapi oleh PT. CNE berkenaan dengan mangkraknya pembangunan Mall Tatura.
“Kita tidak mencari siapa yang salah siapa yang benar. Jadi rapat ini sebagai awal untuk mendalami hal-hal apa saja yang menjadi kendala dan bagaimana pemecahannya. Ini kan kita harus betul-betul pelajari dan dalami,” kata Rusman.(fadly)