Dosen Unisa Teliti Degradasi Penggunaan Bahasa Kaili di Palu

  • Whatsapp
Focus Group Discussion bertajuk ‘’Degradasi Penggunaan Bahasa Kaili sebagai bahasa Ibu pada Masyarakat Tawaeli di Kota Palu, berlangsung di Aula Kantor Camat Tawaeli, Selasa (24/9/2024) pagi. (julianus key/mediasulawesi.id)

PALU-Bahasa Kaili sebagai bahasa ini, Masyarakat asli Kota Palu, kondisinya kini semakin kritis dan memprihatinkan. Jumlah penutur bahasa daera dari suku terbesar yang mendiami Lembah Palu ini terus menurun. Penyebabnya selain karena tidak adanya regulasi tentang penggunaan bahasa daerah juga karena kurangnya minat mempelajari bahasa tersebut.

Kondisi inilah yang menarik dosen dari Fakultas Sastra Universitas Alkhairaart Palu melakukan penelitian tentang degradasi penggunaan bahasa Kaili sebagai bahasa ibu di Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. Ketua Tim Peneliti, Syamsuddin mengatakan alasan pemilihan Lokasi tersebut karena Kecamatan Tawaeli dianggap merupakan salah satu basis penutur Kaili di Kota Palu. ‘’Tawaeli ini merupakan salah satu basis penutur Kaili. Namun hasil observasi kami ternyata kini mengalami kemunduran drastis.Ini memprihatinkan,’’tandasnya.

Untuk itu, Syamsuddin bersama dua peneliti lainnya, Rizki Anugrah Putra dan Mardiah berharap melalui penelitian itu bisa memberikan kontribusi dalam pelestarian bahasa Kaili. Selain itu, mendorong pemerintah kota Palu untuk membuat regulasi tentang penggunaan bahasa Kaili di satuan Pendidikan melalui kurikulum muatan local serta penggunaan bahasa Kaili di hari tertentu oleh seluruh masyarakat.

Penelitian ini mendapat dukungan positif dari tokoh Masyarakat Tawaeli. Salah satunya, Zainuddin yang mengakui semakin berkurangnya kemampuan warga menggunakan Bahasa Kaili. Demikian halnya di lingkungan Masyarakat semakin kurang menggunakan bahasa Kaili. ‘’iyya benar, memang kondisi Bahasa Kaili sekarang cukup memprihatinkan. Kurang diminati dan digunakan oleh anak-anak. Tidak heran, banyak anak-anak yang kini sudah tidak tahu berbahasa Kaili,’’tandasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah Dr Asrif yang tampil sebagai pemateri dalam Focus Group Discussion bertajuk ‘’Degradasi Penggunaan Bahasa Kaili sebagai bahasa Ibu pada Masyarakat Tawaeli di Kota Palu, Selasa (24/9/2024) membenarkan kondisi bahasa Kaili yang sedang kritis. ‘’Bahasa Kaili saat ini sudah dalam kondisi   nyaris mati. Sekarang kita tinggal pilih apakah mau menyelamatkan atau menguburnya. Tugas kita semua untuk menjaga bahasa daerah ini dari kepunahan,’’tegasnya.

Asrif membeberkan dari puluhan bahasa daerah di Sulawesi Tengah, beberapa diantaranya sudah nyaris punah, termasuk bahasa Kaili. Untuk itu dibutuhkan dukungan semua pihak untuk menyelamatkan dan melestarikan Bahasa Kaili dan bahasa daerah lainnya.(zila)

Pos terkait